Selasa, 18 Juni 2013

teori stress



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Stress merupakan istilah umum yang diaplikasikan sebagai tekanan hidup yang dirasakan semua orang dalam hidupnya. Terjadinya stress di dalam lingkungan organisasi maupun tempat kerja hampir tidak dapat dihindari dalam banyak jenis pekerjaan yang akan diselesaikan. Jika tekanan didalam organisasi ataupun tempat kerja mulai terjadi, hal ini dapat menyebabkan hambatan proses berpikir, lebih emosional, dan gangguan pada kondisi fisik. Jika stress kemudian bertambah maka akan menyebabkan individu tersebut mengalami gejala-gejala stress yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatannya bahkan dapat mengancam kemampuannya untuk dapat mengatasi lingkungannya.
Menurut para ahli stress disebabkan oleh banyak faktor sehingga stress memicu reaksi dasar yaitu memerangi secara aktif atau melarikan diri secara pasif yang disebut sebagai respon. Dalam masyarakat modern seperti ini kehidupan telah digantikan oleh persoalan-persoalan seperti tenggang waktu, konflik dan peran, ambiguitas, tanggungjawab financial, kelebihan informasi, teknologi, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan suara, persoalan keluarga, dan kelebihan beban kerja. Hal tersebut yang dapat memicu terjadinya stress berat bagi seorang individu maupun kelompok dalam organisasi sehingga membuat mereka merasa dalam keadaan penat dan jenuh. Maka dari itulah dalam pembahasan kali ini akan mengupas kuntas mengenai permsalahan stres dalam organisasi maupun di tempat kerja.


1.2  Rumusan Masalah
A.        Bagaimana pengertian stres ?
B.        Bagaimana komponen stres ?
C.       Bagaimana sumber stres di tempat kerja ?
D.       Bagaimana cara mengatasi stres ?
E.        Bagaimana pengaruh stres terhadap prestasi kerja ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui apakah pengertian stres beserta komponen dengan bagaimana cara mengatasinya.
2.    Untuk mengetahui bagaimana stres yang terjadi di dalam sebuah organisasi dan di dalam lingkungan kerja.
3.    Untuk mengetahui pengaruh stres terhadap prestasi kerja dalam sebuah lingkungan kerja terutama di perusahaan.















BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Stres
a.    Stres berarti suatu urutan hal-hal yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda. Para usahawan memandang stres sebagai frustasi atau ketegangan emosional; pegawai lalu lintas udara memandangnya sebagai masalah kesiapsiagaan dan konsentrasi; ahli biokimia memandang sebagai suatu kejadian kimia murni. Jadi secara sederhana, lebih baik memandang stress sebagai sesuatu yang melibatkan interaksi antara individu dengan lingkungannya. [1]
b.    Stres adalah suatu respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan/ atau proses psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis dan / atau fisik seseorang.[2]
c.    Menurut Robbins (1993) stres didefinisikan sebagai kondisi yang dinamis dimana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya di anggap penting ternyata tidak pasti. Secara khusus stress diasosiasikan dengan hambatan-hambatan dan tuntutan-tuntutan. [3]
Dari beberapa definisi mengenai stres maka dapat di ambil kesimpulan dari kelompok kami bahwa stres merupakan suatu kondisi yang dialami oleh seseorang karena adanya tuntutan kondisi baik fisik ataupun psikologis terhadap lingkungannya baik dalam organisasi maupun tempat bekerja. Dan pada akhirnya definisi stres akan sangat berbeda bergantung bagaimana seseorang tersebut menjelaskan arti yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.

2.2.Komponen Stres
 Dari definisi yang telah dipaparkan di atas maka dalam stres terdapat berapa komponen, yaitu :
1.    Stimulus
Stimulus stres merupakan kekuatan atau stimulus yang menggerakkan individu sehingga menghasilkan suatu tanggapan ketegangan, dimana ketegangan tersebut dalam pengertian fisik mengalami perubahan bentuk. Persoalan yang timbul bahwa seseorang tidak berhasil mengakui bahwa dua orang yang menjadi sasaran tingkatan stress yang sama mungkin menunjukkan ketegangan yang berbeda. 
2.    Respon
Respon stress merupakan tanggapan fisiologis atau psikologis seseorang terhadap lingkungan penekan (stressors) dimana penekan adalah kejadian ekstern atau situasi yang secara potensial mengganggu.
3.    Interaksi dari Stimulus dan Respon
Stress meruapakan konsekuensi dari interaksi antara stimulus dan lingkungan dan tanggapan dari individu yang bersangkutan. Stress dipandang lebih dari stimulus dan respon sehingga stress adalah hasil dari suatu interaksi yang unik antara kondisi stimulus dalam lingkungan dan kecenderungan individu menanggapi dengan cara tertentu.

2.3 Sumber Stres di Tempat Kerja
Sumber-sumber stress di tempat kerja begitu beragam dan bernacam-macam bentuk. Sumber-sumber tersebut dipengaruhi potensi tekanan-tekanan yang terjadi di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Dalam hal ini jumlah waktu banyak dipakai untuk kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan tetapi banyak individu menemukan porsi penting kepuasan mereka dan identitas dalam pekerjaannya. Sumber stress di tempat kerja tercurah kedalam kegiatan non-kerja seseorang. Sebagai konsekuensinya adalah penekan yang di alami di tempat kerja, seperti contohnya jika seseorang mengalami stress di tenpat kerja maka mengakibatkan pulang ke rumah dengan perasaan terganggu, marah dan letih. Selain itu, konflik perkawinan juga dapat merupakan sumber stress yang akhirnya akan menimbulkan dampak negatif atas prestasi dan kinerja seseorang dalam pekerjaannya. Jadi stress di tempat kerja dan stress di luar kerja pada dasarnya saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain.
Berikut ini akan disajikan beberapa model antara stress dengan pekerjaan sehingga akan lebih jelas bagaimana hubungan antara stressor, stress dan konsekuensinya terutana di tempat kerja :























 







Faktor Organisasi
*   Tuntutan tugas&peran
*   Struktur organisasi
*   Kepemimpinan organisasi
 
Gejala Psikologis
*   Kecemasan
*   Murung
*   Kepuasan kerja berkurang
 
                                        





















 






Gambar 2 mengenai Bagan Stres di tempat kerja
Kebijaksanaan
*   Ketidakadilan, review kerja
*   Pembayaran yang tidak adil
*   Pergantian / rotasi kerja
*   Prosedur yang meragukan
*   Relokasi yang terlalu sering
*   Deskjripsi kerja yang tidak realistik
 
                                                                             


 

























Gambar 3 Sebuah Model Kerja : Stres dan Pekerjaan










Kependudukan/ Keperilakuan
Umur, jenis kelamin, pendidikan, kesejahteraan fisik
 

 



                                                                                      









Keperilakuan
Mudah mendapat kecelakaan
 

Stressor Individu
Konflik peranan, beban layak, tanggung jawab terhadap orang, ketiadaan kemajuan karier
 



Kognitif
Ketidakmampuan membuat keputusan yang jelas
 





Stressor Kelompok
Hubungan yang buruk dengan rekan sejawat, bawahan dan atasan.
 


Fisiologis
Meningkatkan tekanan darah
 




Kesehatan Fisik&Mental
Penyakit jantung koroner
 


Stressor Keorganisasian
Ketiadaan partisipasi, tingkat jabatan, dan ketidaan kebijaksanaan yang jelas
 




Keorganisasian
Produktivitas Rendah
 


 


















Bagan di atas mengisyaratkan beberapa hal berikut ini :
1.    Terdapat hubungan antara stressor di tempat kerja dengan perubahan fisik, psikologis dan emosional seseorang.
2.    Tanggapan adaptif terhadap stressor di tempat kerja telah diukur dengan penilaian diri, penilaian prestasi dan tes biokimia. Lebih banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengukur stress secara tepat di tempat kerja.
3.    Tidak terdapat daftar urutan stressor yang berlaku secara universal. Setiap organisasi mempunyai perangkat keunikan tersendiri yang harus diteliti.
4.    Perbedaab individu menunjukkan mengapa stressor yang sama akan mengganggu dan tidak dapat ditanggulangi seseorang bersifat menantang terhadap orang lainnya.

2.4 Cara Mengatasi Stres
Terdapat dua macam cara dalam mengatasi stress baik secara keorganisasian maupun cara individual yang dapat dilakukan seperti :
a.    Program organisasi untuk menanggulangi stress
Seorang manajer yang arif tidak pernah mengabaikan masalah pergantian karyawan, penuruan prestasi, penuruan kualitas produksi atau setiap tanda yang menunjukkan bahwa sasaran prestasi organisasi tidak dicapai. Manajer yang efektif memandang kejadian ini sebagai gejala dan melihat dibelakang gejala tersebut untuk mengindentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab yang mendasarinya. Jadi, langkah yang paling pertama dari program penanggulangan stress ialah mengakui bahwa stress itu ada sehingga langkah tersebut masih tetap didalam batas yang dapat ditolerir. Contohnya dengan pemerkayaan pekerjaan yaitu membuat pekerjaan tersebut lebih merangsang dan menantang tentunya dengan ada intrinsik imbalan serta keseuaian antara orang yang bersangkutan dengan pekerjaannya akan membuahkan hasil.




b.    Pendekatan individual terhadap stress
Cara mengurangi stress
Deskripsi
Manajemen Waktu
Banyak orang yang tidak dapat melakukan manajemen waktu. Segala sesuatu yang harus mereka selesaikan dalam hitungan hari atau minggu tidak perlu sampai menjadi di luar perhitungan kalau mereka dapat melakukan manajemen waktu dengan baik.
Latihan Fisik
Latihan fisik yang non-kompetitif seperti aerobik, latihan jalan dan jogging, berenang, bersepeda, telah lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai cara untuk mengatasi berbagai tingkatan stress yang eksesif.
Relaksasi Otot
Menggunakan pernapasan yang lambat serta dalam dan pengurangan ketegangan otot yang sistematis dalam waktu lima belas atau dua puluh menit sehingga dapat melepaskan ketegangan dan memberikan perasaan penuh kedaimaian yang indah.

Biofeedback
Sebuah mesin digunakan untuk melatih orang mendeteksi ketegangan otot; relaksasi otot selanjutnya digunakan untuk mengurangi gejala stress ini.
Meditasi
Respon relaksasi diaktifkan dengan mengarahkan ulang pemikiran seseorang jauh dari orang itu sendiri; digunakan suatu prosedur.
Restrukturisasi kognitif
Pemikiran yang tidak rasional atau diidentifikasi dan digantikan dengan pemikiran yang rasional dan logis.
Kesejahteraan holistik
Suatu pendekatan yang luas dan antardisiplin melebihi sekadar pengurangan stress dengan memberikan nasihat bahwa orang seharusnya berjuang untuk kesejahteraan pribadi dalam semua aspek kehidupan mereka.
Dukungan sosial
Memiliki banyak kawan, keluarga, atau teman sekerja untuk teman berbicara dapat memberikan jalan keluar ketika tingkat stress menjadi eksesif. Oleh karena itu, mengembangkan jaringan dukungan sosial dapat berperan dalam pengurangan ketegangan.
2.5 Pengaruh Stres terhadap Prestasi Kerja
Gejala stress yang dikaitkan dengan perilaku mencakup perubahan dalam produktivitas, absensi dan tingkat keluarnua karyawan dan juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur. Sejumlah riset telah menyelidiki hubungan antara stress dengan kinerja. Pola gambar yang paling banyak dipelajari untuk mengidentifikasi hubungan antara stress dengan kinerja yaitu hubungan U-terbalik seperti gambar dibawah ini :
Beban lebih
*   SukarTidur
*   Sikap cepat marah
*   Kesalahan meningkat
 
Rounded Rectangle: Tinggi
 							       Prestasi rendah
 
  Rendah			   Stres				Tinggi
Prestasi Optimal
*   Motivasi tinggi
*   Tenaga Kuat
*   Ketenangan
 
Beban berkurang
*   Kebosanan
*   Motivasi menurun
*   Sikap Acuh
 
Gambar 4 Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Prestasi Kerja (Kinerja Pekerjaan)



















Logika yang mendasari U terbalik adalah bahwa tingkat rendah sampai sedang dari stress merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, intensif, atau lebih cepat. Tertapi terlalu banyak stress menaruh tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang yang mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Pola U terbalik juga memberikan reaksi terhadap stress sepanjang waktu dan terhadap perubahan intensitas stress. Hal ini berarti stress tingkat sedang malahan dapat mempunyai pengaruh yang negative pada kinerja jangka panjang karena intensitas stress yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu dan melemahkan sumber daya energinya. Tetapi tingkat sedang stress yang di alami terus menerus selama waktu yang panjang dapat mengakibatkan kinerja yang lebih rendah. Mengapa hal tersebut sampai terjadi karena bergantung kepada setiap jenis tanggung jawab yang dapat merupakan beban bagi sebagian orang. Jenis tanggung jawab yang berbeda berfungsi sebagai stressor yang berbeda pula. Semakin besar tanggung jawab yang dipegang maka semakin besar pula tingkat stress yang dapat di alami.













KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa stress merupakan gejala dimana seseorang mendapatkan tekanan dari lingkungannya yang membuat seseorang tersebut menjadi terbebani. Komponen-komponen stress yang terdiri dari stimulus, respon dan interaksi merupakan bagian dari gejala stress itu sendiri. Dengan adaya stimulus atau rangsangan maka seseorang tersebut akan dapat mengambil respon negative ataupun positif untuk dapat mengendalikan dirinya dengan beriteraksi pada lingkungannya. Kondisi stress dapat terjadi didalam suatu organisasi maupun tempat kerja dengan berbagai macam sumber yang ada. Sehingga jika seseorang berada dalam kondisi stress yang sedang atau optimal maka seseorang tersebut akan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik karena adanya dorongan dan motivasi dari dalam tubuhnya sendiri. Jadi, stress dapat ditanggulangi dengan berbagai macam cara seperti melakukan gerakan relaksasi otot, meditasi atau kegiatan fisik lainnya seperti berlari ataupun berenang.












  
DAFTAR PUSTAKA

*   L. Gibson, James, M.Ivancevich, John, H. Donnelly, James.1992.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
*   Kreitner, Robert, Kinicki, Angelo.2000.Perilaku Organisasi:Organization Behavior.Buku 2.Edisi 5. Jakarta:Salemba Empat.
*   P. Robbins, Stepen.1996.Perilaku Organisasi:Konsep, Kontroversi, Aplikasi.Jilid 2.Jakarta:Bhuana Ilmu Populer.
*   Muchlas, Makmuri.2008.Perilaku Organisasi.Yogjakarta:Gadjah Mada University Press.


[1] John M.Ivancevich dan Michael T.Matteson, Stress at Work: A Managerial Perspective (Glenview, III Scoot Foresman, 1980), hal.6
[2] Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi: Organizational Behavior, hal.351-352
[3] Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi, hal.495-496

0 komentar:

Posting Komentar