Kamis, 29 Agustus 2013

AKUNTANSI PAJAK

Setiap pembayaran/pemungutan/pemotongan pajak yang dilakukan perusahaan adalah transaksi finansial yang harus dicatat sesuai dengan tugas dan fungsi akuntansi.
Pajak mempunyai beberapa sifat sbb :
1.     Pajak merupakan Iuran masyarakat kepada pemerintah yang pembayarannya dapat dipaksakan.  Karena dapat dipaksakan ini sering petugas pajak berlaku sewenang-wenang dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga dipicu oleh ban
yaknya wajib pajak yang tidak memenuhui kewajibannyanya sebagaimana mestinya serta  kekeliruan dalam mencatat transaksi, khususnya yang berhubungan dengan pajak. Pemungutan pajak berdasarkan undang-undang dan berpihak kepada kepentingan pemerintah. Banyak pengusaha menilai undang-undang dan pertauran perpajakan tidak kondusif.
2.     Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
3.     Wajib pajak tidak mendapat imbalan jasa (kontraperstasi) secara langsung, akan tetapi wajib pajak mendapat perlindungan dari negara dalam mendapatkan pelayanan sesuai haknya sebagai warga negara.
4.     Pajak mempunyai fungsi mengatur sektor sosial, ekonomi maupun budaya.
Berdasarkan cara pemungutannya (khususnya pajak pusat) dapat dibagi atas:
a.     Pajak langsung, Pajak Penghasilan, Pajak kekayaan yang dikenakan berulang-ulang pada waktu tertentu sesuai undang-undang. Pajak penghasilan dan pajak kekayaan ditanggung dan dibayar oleh wajib pajak dan tidak dapat dipindahkan kepada pihak lain.
b.     Pajak tidak langsung, Pajak Penjualan, Bea meterai, dikenakan pada saat terjadinya perbuatan/transaksi kena pajak, dapat dipindahkan kepada pihak lain.
Berikut ini adalah beberapa jenis pajak yang secara umum selalu dihadapi oleh perusahaan :
Pajak penghasilan Perseroan : Pajak yang dipungut atas penghasilan (laba bersih)
Walaupun penentuan besarnya Pph,  berdasarkan penghasilan bersih menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Akhir, Wajib pajak diminta untuk melakukan angsuaran bulanan. Maka mencatat angsuran pajak perseroan dicatat sebagai beban/Pajak dibayar dimuka.
Beban/Pajak Dibayar dimuka                             x,xxx,xxx
     Kas                                                                                 x,xxx,xxx

Pada akhir tahun Beban/Pajak dibayar dimuka dilakukan penyesuaaian dengan kewajiban pajak sesungguhnya.
Pajak penghasilan karyawan (Pph 21) yaitu pajak menjadi beban karyawan atas penghasilan yang diperoleh. Dengan demikian pajak ini tidak merupakan beban perusahaan. Dalam hal ini perusahaan hanya berkewajiban menghitung dan memotong gaji/upah. Oleh karena itu setiap  terjadi pemotongan yang telah dilaksanakan timbul utang kepada pemerintah sampai dlakukan penyetoran ke kas negara.
Jurnal pencatatan PPh 21
a.     Pada saat pemotongan (dilakukan pada saat pembayaran gaji)

Biaya Gaji
x,xxx,xxx
 
……Pajak penghasilan (PPh 21)……Kas ( Gaji yang dibayarkan)   x,xxx,xxxx,xxx,xxx
 
 


b.     Saat menyetor ke kas negara

Pajak penghasilan (pph 21)
x,xxx,xxx
 
…… Kas    x,xxx,xxx

 
 

Penyetoran pajak pengahasilan (Pph) pasal 21 adalah penyetoran kewajiban karyawan yang dipotong dari penghasilannya sesuai undang-undang yang tidak terkait dengan asset/beban/biaya perusahaan sehingga mencatat penyetoran pajak penghasilah sebagai biaya dibayar dimuka adalah kekeliruan.
Ppn, Biaya meterai adalah pajak yang dikenakan pada saat terjadinya transaksi kena pajak (penjualan), biasanya dibebankan kepada pembeli.  PPn merupakan bagian dari beban/biaya  bukan Asset dan dapat dipindahkan kepada pihak lain bila barang tersebut dijual. PPn, Biaya meterai juga tidak dicatat sebagai biya dibayar dimuka
Pada saat membeli barang yang dikenakan PPn timbul kewajiban atas PPn (ppn Masukan) yang merupakan bagian dari rekening Pasiva (Hutang). Dalam pembayaran pembelian tersebut sebagian kas yang dibayarkan adalah untuk membayar Utang PPn tersebut. (tidak ada hubungannya dengan biaya dibayar dimuka). Pada saat menjual,  perusahaan berkewajiban memungut pajak atas penjualan barang kena pajak,(PPn Keluaran)  sehingga timbul utang kepada negara dan hutang tersebut dapat dikompensasikan langsung dengan beban pajak yang terjadi pada saat membeli barang tersebut (Ppn Masukan). Bila PPn Keluaran lebih besar dari PPn Masukan maka pada neraca akan terlihat sebagai hutang sedangkan bila PPn Masukan lebih besar dari pada PPn keluaran tidak akan ditampilkan pada neraca karena dicatat sebagai beban perusahaan. Pencatatan Ppn sebagai biaya dibayar dimuka adalah kekeliruan.
Bertuk Jurnal PPn.
Saat Pembelian

Pembelian/Persediaan barang dagang x,xxx,xxx  
Ppn                                                        
x,xxx,xxx  
……Kas/utang     x,xxx,xxx
 
 


Saat  Penjualan

Kas/Piutang x,xxx,xxx  
      Penjualan   x,xxx,xxx
      Ppn     x,xxx,xxx
 
 


Jika Saat pembelian dicatat sebagai persediaan maka
Persediaan                                              x,xxx,xxx
     Harga Pokok                                                                   x,xxx,xxx

Bila pada periode tertentu menaca menunjukan adanya hutanng PPn, maka utang tersebut berarti ppn keluaran lebih besar dari pada ppn masukan dan kelebihan tersebut harus disetor ke kas negara.
Jurnal Pada Saat Penyetoran ke kas negara
PPn                                                         x,xxx,xxx
     Kas                                                                       x,xxx,xxx

Ppn tidak pernah menjadi asset perusahaan, pada pt. sinarindo dicatat demikian
Penggunaan dana perusahaan yang disebutkan sebagai piutang pemegang saham, oleh petugas pajak dapat dianggap sebagai penghasilan bagi pemegang saham, dan dikenakan Pph.

Perhitungan PPN.
Ada dua cara untuk menghitung ppn yaitu :
Exclude PPn (Excl)  : Yaitu  PPn dihitung  n % dari nilai jual barang /Jassa kena pajak setelah dikurangi discount.
Include PPn (InCl) : Yaitu Nilai Jual sudah termasuk PPn  n %
Non PPn adalah bentuk transaksi hanya berlaku untuk penyerahan barang dan jasa tidak kena pajak.

Minggu, 25 Agustus 2013


AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN
A.    Pengertian Akuntansi Biaya Lingkungan
Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian biaya-biaya ke dalam pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan hasilnya kepada para stockholders perusahaan.
Akuntansi lingkungan (Environmental Accounting) adalah istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter maupun non-moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.
Akuntansi biaya lingkungan merupakan pendekatan akuntansi biaya sistematis dan tidak hanya berfokus pada akuntansi untuk biaya proteksi lingkungan, tetapi juga mempertimbangkan  biaya lingkungan terhadap material dan energy. Akuntansi biaya lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya dan diaplikasikan untuk mengukur biaya kualitas dan jasa.
Akuntansi Lingkungan (Environment Accounting / EA) Praktek-praktek akuntansi tradisional seringkali melihat biaya lingkungan sebagai biaya mengoperasikan bisnis, meskipun biaya-biaya tersebut signifikan, meliputi : biaya sumberdaya,yaitu mereka yang secara langsung berhubungan dengan produksi dan mereka yang terlibat dalam operasi bisnis umum, pengolahan limbah, dan biaya pembuangan. Biaya reputasilingkungan, dan biaya membayar premi asuransi resiko lingkungan.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah sebuah seni untuk merekam, mengkalsifikasikan, dan menjumlahkan nilai dari sebuah transakasi yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bagian dari pertanggungjawaban keuangan yang kemudian disajikan dalam bentuk yang sistematis.
Pada perkembangannya, akuntansi tidak hanya sebatas proses pertanggung jawaban keuangan namun juga mulai merambah ke wikayah pertanggung jawaban sosial lingkungan sebagai ilmu akuntansi yang relatif baru. Akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur biaya kualitas dan jasa. Tujuan utamanya adalah dipatuhinya perundangan perlimdungan lingkungan untuk menemukan efisiensi yang mengurangi dampak dan  biaya lingkungan. (Helvegia ,2001).
B.     Biaya lingkungan
Biaya lingkungan adalah dampak, baik moneter atau non -moneter terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Bagaimana perusahaan menjelaskan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana perusahaan menggunakan informasi biaya tersebut (alokasi biaya, penganggaran modal, disain proses/produk, keputusan manajemen lain), dan skala atau cakupan aplikasinya. Tidak selalu jelas apakah biaya itu masuk lingkungan atau tidak, beberapa masuk zona abu -abu atau mungkin diklasifikasikan sebagian lingkungan sebagian lagi tidak. Terminologi akuntansi lingkungan menggunakan ungkapan seperti full, total, true, dan life cycle untuk menegaskan bahwa pendekatan tradisional adalah tidak lengkap cakupannya karena mereka mengabaikan biaya lingkungan penting (serta pendapatan dan penghematan biaya).
Biaya-biaya yang terdapat dalam akuntansi biaya lingkungan:
  1. Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak akibat limbah dan gas buangan (waste and emission treatment), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memelihara, memperbaiki, mengganti kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah perusahaan.
  2. Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan (prevention and environmental management) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah dan mengelola limbah untuk menghindari kerusakan lingkungan.
  3. Biaya pembelian bahan untuk bukan hasil produksi (material purchase value of non-product) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang bukan hasil produksi dalam rangka pencegahan dan pengurangan dampak limbah dari bahan baku produksi.
  4. Biaya pengelolaan untuk produk (processing cost of non-product output) ialah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengolahan bahan yang bukan hasil produk.
  5. Penghematan biaya lingkungan (environmental revenue) merupakan penghematan biaya atau penambahan penghasilan perusahaan sebgai akibat dari pengelolaan lingkungan.
  6. Potensially hidden costs adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu produk sebelum proses produksi (missal : biaya desain produk), biaya selama proses produksi (seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead) dan backend environment cost (missal : lisensi mutu produk)
  7. Contingent cost adalah biaya yang mungkin timbul dan mungkin terjadi dalam suatu perusahaan dan dibebankan pada contingent liabilities cost (Ex: biaya cadangan untuk kompensasi kecelakaan yang terjadi)
  8. Image and Relationship adalah biaya yang dipengaruhi oleh persepsi manajemen, pelanggan, tenaga kerja, public dan lembaga pemerintah tentang kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan dan bersifat subjektif, contoh : pelaporan biaya lingkungan secara sukarela oleh perusahaan.
  9. Private cost merupakan biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap bottom line perusahaan
  10. Societal cost menggambarkan dampak biaya lingkungan dan sosial dalam suau entitas dan merupakan biaya eksternal. Contoh adalah baiay yang dikeluarkan sebagai dampak pencemaran lingkungan.
C.    Tahap Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan   
Sebelum mengalokasikan pembiayaan untuk pengelolaan dampak lingkungan seperti pengelolaan limbah, pencemaran lingkungan, dan efek sosial masyarakat lainnya, perusahaan perlu merencanakan tahap pencatatan pembiayaan tersebut. Tahap tahap ini dilakukan dalam rangka agar pengalokasian anggaran yang telah dipersiapkan untuk satu tahun periode akuntansi tersebut dapat diterapkan secara tepat dan efisien. Menurut Munn (1999) dalam bukunya yang berjudul “A System View of Accounting for Waste” mengungkapkan bahwa pencatatan pembiayaan untuk mengelola sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu usaha dialokasikan dalam tahap tahap tertentu yang masing masing tahap memerlukan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan tahap tahap pencatatan itu dapat dilakukan sebelum peridoe akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut. (Munn,1999)
Richard Kingstone (2003) dalam situs berita di Amerika Serikat menyatakan bahwa pencatatan untuk mengelola segala macam yang berkaitan dengan limbah sebuah perusahaan didahului dengan perencanaan yang akan dikelompokkan dalam pos pos tertentu sehingga dapat diketahui kebutuhan riil setiap tahunnya.

D.    Manfaat -manfaat dari mengadopsi akuntansi lingkungan
Manfaat -manfaat dari mengadopsi akuntansi lingkungan dapat meliputi :
1.      Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa. Ini bermuara memperbaiki harga dan profitabilitas
2.      Mengidentifikasi biaya-biaya sebenarnya dari produk, proses, sistem, atau fasilitas dan menjabarkan biaya-biaya tersebut pada tanggungjawab manajer
3.      Membantu manajer untuk menargetkan area operasi bagi pengurangan biaya dan perbaikan dalam ukuran lingkungan dan kualitas
4.      Membantu dengan penanganan keefektifan biaya lingkungan atau ukuran perbaikan kualitas
5.      Memotivasi staf untuk mencari cara yang kreatif untuk mengurangi biaya -biaya lingkungan.
6.      Mendorong perubahan dalam proses untuk mengurangi penggunaan sumberdaya dan mengurangi, mendaur ulang, atau mengidentifikasi pasar bagi limbah
7.      Meningkatkan kepedulian staf terhadap isu -isu lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
8.      Meningkatkan penerimaan konsumen pada produk atau jasa perusahaan dan sekaligus meningkatkan daya kompetitif.

E.     Pengelompokkan dalam tahap analisis lingkungan
Pengelompokkan dalam tahap analisis lingkungan sebagaimana yang ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut antara lain sebagai berikut (Murni, 2001):
1.    Identifikasi
Pertama kali perusahaan hendak menentukan biaya untuk pengelolaan biaya penanggulangan eksternality yang mungkin terjadi dalam kegiatan operasional usahanya adalah dengan mengidentifikasi dampak dampak negatif tersebut.
Sebagai contoh misalnya sebuah Rumah Sakit yang diperkirakan akan menghasilkan limbah berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus untuk hal tersebut mengidentifikasi limbah yang mungkin ditimbulkan antara lain: limbah padat, cair, maupun radioaktif yang berasal dari kegiatan instalasi rumah sakit atau  kegiatan karyawan maupun pasien (Sudigyo, 2002). Macam macam kemungkinan dampak ini diidentifikasi sesuai dengan bobot dampak negatif yang mungkin timbul. 
2.    Pengakuan
Elemen-elemen tersebut yang telah diidentifikasikan selanjutnya diakui sebagai rekening dan disebut sebagai biaya pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai yang telah dikeluarkan untuk pembiayaan lingkungan tersebut. Pengakuan biaya-biaya dalam rekening ini dilakukan pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai yang telah dikeluarkan sebab pada saat sebelum nilai atau jumlah itu dialokasikan tidak dapat disebut sebagai biaya sehingga pengakuan sebagai biaya dilakukan pada saat sejumlah nilai dibayarkan untuk pembiayaan pengelolaan lingkungan. (PSAK,2002)
3.    Pengukuran
Perusahaan pada umumnya mengukur jumlah dan nilai atas biaya biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan lingkungan tersebut dalam satuan moneter yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran nilai dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini dapat dilakukan dengan mengacu pada realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya, sehingga akan diperoleh jumlah dan nilai yang tepat sesuai kebutuhan riil setiap periode. Dalam hal ini, pengukuran yang dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengalokasian pembiayaan tersebut sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan sebab masing masing perusahaan memiliki standar pengukuran jumlah dan nilai yang berbeda-beda. 
4.    Penyajian
Biaya yang timbul dalam pengelolaan lingkungan ini disajikan bersama sama dengan biaya-biaya unit lain yang sejenis dalam sub-sub biaya administrasi dan umum. Penyajian biaya lingkungan ini didalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan nama rekening yang berbeda-beda sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk nama rekening yang memuat alokasi pembiayaan lingkungan perusahaan tersebut.

5.    Pengungkapan
Pada umumnya, akuntan akan mencatat biaya biaya tambahan ini dalam akuntansi konvensional sebagai biaya overhead yang berarti belum dilakukan spesialisasi rekening untuk pos biaya lingkungan. Akuntansi lingkungan menuntut adanya alokasi pos khusus dalam pencatatan rekening pada laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan- sehingga dalam pelaporan akuntansi keuangan akan muncul bahwa pertanggung jawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan tidak sebatas pada retorika namun telah sesuai praktis didalam pengelolaan sisa hasil operasional perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Jain. R.K.(1998) dalam bukunya berjudul Environmental Impact Assesment disebutkan bahwa sistem pencatatan akuntansi yang memerlukan penanganan khusus dalam hal ini adalah sistem akuntansi lingkungan yang memerlukan kamar tersendiri dalam neraca keseimbangan setiap tahunnya.
Biaya yang dicatat dalam jurnal penjelas dapat diartikan bahwa biaya yang sebelumnya dicatat dalam pos pos gabungan seperti biaya umum atau biaya overhead perlu untuk dibuatkan pos khusus yang memuat daftar alokasi biaya khusus untuk pengelolaan eksternality sebagai sisa hasil operasional usaha.(Munn,1999) Kemungkinan untuk memuat seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam pos khusus menjadi sebuah neraca khusus tetap ada, namun meski demikian minimal dalam sebuah laporan keuangan adanya rekening khusus yang dapat menjelaskan alokasi biaya lingkungan tersebut menjadi satu kesatuan pos rekening laporan keuangan yang utuh dan secara rinci pengeluaran biaya tersebut sejak awal perencanaan proses akuntansi lingkungan sampai pada saat penyajian pemakaian biaya tersebut. (Purnomo,2000)
F.     Peranan Akuntan dalam Masalah Lingkungan
Secara tidak langsung, akuntan dan akuntansi lingkungan dapat berperan dalam membantu masalah penanganan lingkungan. Gray (1993) mengemukakan peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi masalah lingkungan melalui 5 (lima) tahap, yaitu:
  1. Sistem akuntansi yang ada saat ini dapat dimodifikasi untuk mengidentifikasi masalah lingkungan dalam hubungannya dengan masalah pengeluaran seperti biaya kemasan, biaya hukum, biaya sanitasi, dan biaya lain lain yang berkenaan dengan efek lingkungan.
  2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan, seperti masalah penilaian investasi yang belum mempertimbangkan masalah lingkungan.
  3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap munculnya isu isu lingkungan yang selalu berkembang.
  4. Pelaporan keuanganuntuk pihak eksternal dalam proses berubah, seperti misalnya berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.
  5. Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan seperti pemikiran tentang kemungkinan adanya ”eco balance sheet”..
G.    EA dapat mendukung pembuatan keputusan di perusahaan
EA dapat mendukung pembuatan keputusan di perusahaan dalam hal :
1.      Penganggaran modal - Capital budgeting adalah proses menganalisa alternatif investasi dan memutuhkan investasi mana untuk digunakan menggunakan standar keuangan standar (seperti ROI, periode pengembalian, dan IRR) yang mana mempertimbangkan aliran pendapatan dan biaya2x dihasilkan dari sepanjang waktu investasi.
2.      Pemilihan produk - Perusahaan secara rutin membuat keputusan mengenai produk mana untuk didapatkan didasarkan pada pertimbangan biaya mereka. Biaya2x termasuk tidak hanya biaya pembelian, namun biaya yang terjadi kare na menggunakan dan membuang produk pada akhir masa penggunaannya. Mengidentifikasi biaya2x lingkungan diasosiasikan dengan siklus hidup produk - pemilikan, penggunaan, dan pembuangan - dapat membantu manajer material dalam meilih mproduk dengan biaya siklus hidup terendah.
3.      Manajemen limbah - Perusahaan menghasilkan sejumlah besar limbah yang pilihan pengolahan dan pembuangannya ditentukan oleh komposisi aliran limbah. Karena biaya2x pembuangan adalah biaya2x lingkungan, mencoba untuk meminimalkan biaya2x in i akan mendapat manfaat dari akuntansi lingkungan.



H.    Hambatan dalam penerapan EA
Hambatan dalam penerapan EA adalah sebagai berikut:
1.      Informasi yang kurang / tidak cukup sistem pendukung akuntansi. Informasi mengenai biaya lingkungan sangat kurang. Sistem akuntansi - idealnya informasi sumber biaya – umumnya tidak cukup untuk kebutuhan EA, dimana manfaat2x dari memisahkan biaya2x lingkungan dari pos overhead dalam rangka untuk menelusuri biaya ke produk atau aktifitas yang menyebabkan biaya tersebut. Dalam kelangkaan tekanan untuk mengontrol biaya2x, informasi yang kurang mengenai biaya2x lingkungan mengarah pada (1) fokus yang sempit pada reduksi harga pembelian unit, atau (2) fokus pada perubahan2x tersebut – biasanya tidak berhubungan dengan biaya2x lingkungan - dimana informasi tersedia, dan dimana penghematan dipersepsikan tinggi. Contoh meliputi perubahan dalam staffing atau alokasi tugas, seperti peningkatan penggunaan perawat, daripada ahli fisik, atau pengurangan staf perawat.
2.      Hubungan yang kurang antara bidang pembelian dan EHS. Hubungan institusion al antara pembelian atau usaha mendapatkan dan fungsi2x EHS sangat lemah. Ketika penggunaan tim pendapatan produk antar fungsi terlihat meningkat, hal ini cenderung difokuskan pada mengintegrasi secara efektif kriteria klinis kedalam keputusan pembelian, terutama usaha2x standarisasi. Input EHS cenderung secara spesifik diminta hanya bagi keputusan dengan aspek lingkungan yang jelas - seperti kontrak manajemen limbah.
3.      Halangan pembelian. Seperti fasilitas di banyak sektor lain, fasilitas penjagaan kesehatan sering kali merupakan subyek pada halangan pembelian yang cenderung mengurangi alternatif2x produk dari mana mereka mungkin dipilih secara efektif. Fasilitas atau jaringan yang dimiliki melalui GPO adalah subyek pada halangan produk pilihan yang timbul dari praktek paket GPO. Perusahaan terkadang mencerminkan kekuatan pasar terbatas dan seringkali tidak mampu menegaskan keinginan lingkungan secara efektif ke pihak pabrik atau organisasi pembelian


I.       Model Perhitungan dan Penilaian Alokasi Biaya Lingkungan
Dalam beberapa kasus pengelolaan biaya lingkungan ini tidaklah selalu sama dalam setiap perusahaan, hal ini dikarenakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan belum diatur secara baku mengenai bagaimana proses perlakuan biaya yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan efek negatif dari sisa hasil operasional perusahaan.
Dalam artikel the Greening Accountiung, yang ditampilkan dalam situs gulico.com, Anne menuliskan pandangannya bahwa pengalokasian pembiayaan untuk biaya pengelolaan lingkungan dialokasikan pada awal periode akuntansi untuk digunakan selama satu perode akuntansi tersebut.  Misalnya  jika sebuah perusahaan memiliki emisi limbah yang memerlukan pengelolaan dan pembiayaan yang material, pada saat dilakukan penganalisaan dan estimasi biaya maka jumlah seluruh nilai biaya yang akan dikeluarkan dalam satu tahun periode akuntansi tersebut dimasukkan dalam rekening biaya lingkungan dibayar dimuka pada biaya lingkungan .
Jurnal (1) :
1 Januari 20xx  à Biaya lingkungan dibayar dimuka        XXX
                                                Kas                                                    XXX
Nilai  biaya yang dibayarkan dimuka selama satu tahun tersebut akan dikredit setiap bulan untuk pengalokasian secara kontinyu yang dipergunakan untuk pembiayaan masing unit unit rekening biaya lingkungan tersebut.(Jain.,R.K 1998) Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Whaley (2003) dalam jurnal penelitiannya bahwa nilai atau jumlah biaya yang dipersiapkan pada periode tertentu akan berkurang sesuai dengan kebutuhan kebutuhan setiap unit biaya yang memerlukannya. 
Dengan demikian, pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan setiap bulan untuk mengelola limbah perusahaan tersebut dengan cara mengurangi alokasi biaya yang telah dicadangkan sebelumnya melalui pembiayaan dibayar dimuka. Nilai dan jumlah biaya yang dialokasikan setiap bulan dalam satu periode adalah sesuai dengan estimasi biaya yang sebelumnya.
Sebagai contoh, dalam bulan Januari, perusahaan mengalokasikan biaya pengelolaan lingkungan untuk Instalasi Pengolahan Limbah, biaya pegawai, dan biaya penelitian. Dalam jurnal akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:

Jurnal (2) :
1 Januari 20xx à        Biaya IPAL                                                       XXX
Biaya Pegawai                                                   XXX
Biaya Penelitian                                                XXX
                                                Biaya lingkungan dibayar dimuka                  XXX   
Dengan jurnal diatas maka, biaya dibayar dimuka berkurang setiap bulannya sesuai dengan alokasi biaya yang telah diestimasi pada saat awal periode.
Model sistem pembagian digambarkan sebagai berikut:
·         Rata-rata pengeluaran biaya lingkungan perbulan……………………….. (b1)
·         Jumlah bulan    …………………………………………………………...  (b2)
·         Biaya alokasi selama satu tahun periode …………………………………  (B)
Maka persamaan matematis dapat digambarkan sebagai berikut:


B=b1 x b2