AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN
A. Pengertian Akuntansi Biaya
Lingkungan
Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi
biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian biaya-biaya ke dalam
pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan hasilnya kepada para
stockholders perusahaan.
Akuntansi lingkungan (Environmental Accounting) adalah istilah yang
berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke
dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan
adalah dampak (impact) baik moneter maupun non-moneter yang harus dipikul
sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.
Akuntansi biaya lingkungan merupakan pendekatan akuntansi biaya sistematis
dan tidak hanya berfokus pada akuntansi untuk biaya proteksi lingkungan, tetapi
juga mempertimbangkan biaya lingkungan terhadap material dan energy.
Akuntansi biaya lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis
serta memastikan adanya efisiensi biaya dan diaplikasikan untuk mengukur biaya
kualitas dan jasa.
Akuntansi Lingkungan (Environment Accounting / EA) Praktek-praktek akuntansi
tradisional seringkali melihat biaya lingkungan sebagai biaya mengoperasikan
bisnis, meskipun biaya-biaya tersebut signifikan, meliputi : biaya
sumberdaya,yaitu mereka yang secara langsung berhubungan dengan produksi dan
mereka yang terlibat dalam operasi bisnis umum, pengolahan limbah, dan biaya
pembuangan. Biaya reputasilingkungan, dan biaya membayar premi asuransi resiko
lingkungan.
Dari definisi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa akuntansi adalah sebuah seni untuk merekam,
mengkalsifikasikan, dan menjumlahkan nilai dari sebuah transakasi yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai bagian dari pertanggungjawaban keuangan yang
kemudian disajikan dalam bentuk yang sistematis.
Pada perkembangannya, akuntansi tidak
hanya sebatas proses pertanggung jawaban keuangan namun juga mulai merambah ke
wikayah pertanggung jawaban sosial lingkungan sebagai ilmu akuntansi yang
relatif baru. Akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses
bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakan
untuk mengukur biaya kualitas dan jasa. Tujuan utamanya adalah dipatuhinya
perundangan perlimdungan lingkungan untuk menemukan efisiensi yang mengurangi
dampak dan biaya lingkungan. (Helvegia ,2001).
B.
Biaya lingkungan
Biaya
lingkungan adalah dampak, baik moneter atau non -moneter terjadi oleh hasil
aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Bagaimana
perusahaan menjelaskan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana perusahaan
menggunakan informasi biaya tersebut (alokasi biaya, penganggaran modal, disain
proses/produk, keputusan manajemen lain), dan skala atau cakupan aplikasinya.
Tidak selalu jelas apakah biaya itu masuk lingkungan atau tidak, beberapa masuk
zona abu -abu atau mungkin diklasifikasikan sebagian lingkungan sebagian lagi
tidak. Terminologi akuntansi lingkungan menggunakan ungkapan seperti full,
total, true, dan life cycle untuk menegaskan bahwa pendekatan tradisional
adalah tidak lengkap cakupannya karena mereka mengabaikan biaya lingkungan
penting (serta pendapatan dan penghematan biaya).
Biaya-biaya
yang terdapat dalam akuntansi biaya lingkungan:
- Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak akibat limbah dan gas buangan (waste and emission treatment), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memelihara, memperbaiki, mengganti kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah perusahaan.
- Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan (prevention and environmental management) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah dan mengelola limbah untuk menghindari kerusakan lingkungan.
- Biaya pembelian bahan untuk bukan hasil produksi (material purchase value of non-product) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang bukan hasil produksi dalam rangka pencegahan dan pengurangan dampak limbah dari bahan baku produksi.
- Biaya pengelolaan untuk produk (processing cost of non-product output) ialah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengolahan bahan yang bukan hasil produk.
- Penghematan biaya lingkungan (environmental revenue) merupakan penghematan biaya atau penambahan penghasilan perusahaan sebgai akibat dari pengelolaan lingkungan.
- Potensially hidden costs adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu produk sebelum proses produksi (missal : biaya desain produk), biaya selama proses produksi (seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead) dan backend environment cost (missal : lisensi mutu produk)
- Contingent cost adalah biaya yang mungkin timbul dan mungkin terjadi dalam suatu perusahaan dan dibebankan pada contingent liabilities cost (Ex: biaya cadangan untuk kompensasi kecelakaan yang terjadi)
- Image and Relationship adalah biaya yang dipengaruhi oleh persepsi manajemen, pelanggan, tenaga kerja, public dan lembaga pemerintah tentang kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan dan bersifat subjektif, contoh : pelaporan biaya lingkungan secara sukarela oleh perusahaan.
- Private cost merupakan biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap bottom line perusahaan
- Societal cost menggambarkan dampak biaya lingkungan dan sosial dalam suau entitas dan merupakan biaya eksternal. Contoh adalah baiay yang dikeluarkan sebagai dampak pencemaran lingkungan.
C.
Tahap
Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan
Sebelum mengalokasikan
pembiayaan untuk pengelolaan dampak lingkungan seperti pengelolaan limbah,
pencemaran lingkungan, dan efek sosial masyarakat lainnya, perusahaan perlu
merencanakan tahap pencatatan pembiayaan tersebut. Tahap tahap ini dilakukan
dalam rangka agar pengalokasian anggaran yang telah dipersiapkan untuk satu
tahun periode akuntansi tersebut dapat diterapkan secara tepat dan efisien.
Menurut Munn (1999) dalam bukunya yang berjudul “A System View of Accounting
for Waste” mengungkapkan bahwa pencatatan pembiayaan untuk mengelola
sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu usaha
dialokasikan dalam tahap tahap tertentu yang masing masing tahap memerlukan
biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan tahap tahap pencatatan itu dapat
dilakukan sebelum peridoe akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang
dilakukan perusahaan tersebut. (Munn,1999)
Richard Kingstone
(2003) dalam situs berita di Amerika Serikat menyatakan bahwa pencatatan untuk
mengelola segala macam yang berkaitan dengan limbah sebuah perusahaan didahului
dengan perencanaan yang akan dikelompokkan dalam pos pos tertentu sehingga
dapat diketahui kebutuhan riil setiap tahunnya.
D.
Manfaat -manfaat dari mengadopsi akuntansi
lingkungan
Manfaat -manfaat dari mengadopsi akuntansi lingkungan dapat meliputi
:
1.
Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada
perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa. Ini bermuara memperbaiki harga
dan profitabilitas
2. Mengidentifikasi biaya-biaya
sebenarnya dari produk, proses, sistem, atau fasilitas dan menjabarkan
biaya-biaya tersebut pada tanggungjawab manajer
3. Membantu manajer untuk menargetkan
area operasi bagi pengurangan biaya dan perbaikan dalam ukuran lingkungan dan
kualitas
4. Membantu dengan penanganan
keefektifan biaya lingkungan atau ukuran perbaikan kualitas
5. Memotivasi staf untuk mencari cara
yang kreatif untuk mengurangi biaya -biaya lingkungan.
6. Mendorong perubahan dalam proses
untuk mengurangi penggunaan sumberdaya dan mengurangi, mendaur ulang, atau
mengidentifikasi pasar bagi limbah
7. Meningkatkan kepedulian staf
terhadap isu -isu lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
8. Meningkatkan penerimaan konsumen
pada produk atau jasa perusahaan dan sekaligus meningkatkan daya kompetitif.
E.
Pengelompokkan
dalam tahap analisis lingkungan
Pengelompokkan dalam
tahap analisis lingkungan sebagaimana yang ditentukan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut antara lain sebagai berikut (Murni, 2001):
1. Identifikasi
Pertama
kali perusahaan hendak menentukan biaya untuk pengelolaan biaya penanggulangan
eksternality yang mungkin terjadi dalam kegiatan operasional usahanya adalah
dengan mengidentifikasi dampak dampak negatif tersebut.
Sebagai
contoh misalnya sebuah Rumah Sakit yang diperkirakan akan menghasilkan limbah
berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus untuk hal tersebut
mengidentifikasi limbah yang mungkin ditimbulkan antara lain: limbah padat,
cair, maupun radioaktif yang berasal dari kegiatan instalasi rumah sakit
atau kegiatan karyawan maupun pasien (Sudigyo, 2002). Macam macam
kemungkinan dampak ini diidentifikasi sesuai dengan bobot dampak negatif yang
mungkin timbul.
2. Pengakuan
Elemen-elemen
tersebut yang telah diidentifikasikan selanjutnya diakui sebagai rekening dan
disebut sebagai biaya pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai yang telah
dikeluarkan untuk pembiayaan lingkungan tersebut. Pengakuan biaya-biaya dalam
rekening ini dilakukan pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai yang
telah dikeluarkan sebab pada saat sebelum nilai atau jumlah itu dialokasikan
tidak dapat disebut sebagai biaya sehingga pengakuan sebagai biaya dilakukan
pada saat sejumlah nilai dibayarkan untuk pembiayaan pengelolaan lingkungan.
(PSAK,2002)
3. Pengukuran
Perusahaan
pada umumnya mengukur jumlah dan nilai atas biaya biaya yang dikeluarkan untuk
pengelolaan lingkungan tersebut dalam satuan moneter yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengukuran nilai dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini dapat
dilakukan dengan mengacu pada realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada
periode sebelumnya, sehingga akan diperoleh jumlah dan nilai yang tepat sesuai
kebutuhan riil setiap periode. Dalam hal ini, pengukuran yang dilakukan untuk
menentukan kebutuhan pengalokasian pembiayaan tersebut sesuai dengan kondisi
perusahaan yang bersangkutan sebab masing masing perusahaan memiliki standar
pengukuran jumlah dan nilai yang berbeda-beda.
4. Penyajian
Biaya
yang timbul dalam pengelolaan lingkungan ini disajikan bersama sama dengan
biaya-biaya unit lain yang sejenis dalam sub-sub biaya administrasi dan umum.
Penyajian biaya lingkungan ini didalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan
nama rekening yang berbeda-beda sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk nama
rekening yang memuat alokasi pembiayaan lingkungan perusahaan tersebut.
5. Pengungkapan
Pada
umumnya, akuntan akan mencatat biaya biaya tambahan ini dalam akuntansi
konvensional sebagai biaya overhead yang berarti belum dilakukan spesialisasi
rekening untuk pos biaya lingkungan. Akuntansi lingkungan menuntut adanya
alokasi pos khusus dalam pencatatan rekening pada laporan keuangan yang dibuat
oleh perusahaan- sehingga dalam pelaporan akuntansi keuangan akan muncul bahwa
pertanggung jawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan tidak sebatas pada
retorika namun telah sesuai praktis didalam pengelolaan sisa hasil operasional
perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Jain. R.K.(1998) dalam bukunya berjudul
Environmental Impact Assesment disebutkan bahwa sistem pencatatan akuntansi
yang memerlukan penanganan khusus dalam hal ini adalah sistem akuntansi
lingkungan yang memerlukan kamar tersendiri dalam neraca keseimbangan setiap
tahunnya.
Biaya
yang dicatat dalam jurnal penjelas dapat diartikan bahwa biaya yang sebelumnya
dicatat dalam pos pos gabungan seperti biaya umum atau biaya overhead perlu
untuk dibuatkan pos khusus yang memuat daftar alokasi biaya khusus untuk
pengelolaan eksternality sebagai sisa hasil operasional usaha.(Munn,1999)
Kemungkinan untuk memuat seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam pos khusus
menjadi sebuah neraca khusus tetap ada, namun meski demikian minimal dalam
sebuah laporan keuangan adanya rekening khusus yang dapat menjelaskan alokasi
biaya lingkungan tersebut menjadi satu kesatuan pos rekening laporan keuangan
yang utuh dan secara rinci pengeluaran biaya tersebut sejak awal perencanaan
proses akuntansi lingkungan sampai pada saat penyajian pemakaian biaya
tersebut. (Purnomo,2000)
F.
Peranan Akuntan dalam Masalah
Lingkungan
Secara tidak langsung, akuntan dan akuntansi lingkungan dapat
berperan dalam membantu masalah penanganan lingkungan. Gray (1993) mengemukakan
peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi masalah lingkungan melalui 5
(lima) tahap, yaitu:
- Sistem akuntansi yang ada saat ini dapat dimodifikasi untuk mengidentifikasi masalah lingkungan dalam hubungannya dengan masalah pengeluaran seperti biaya kemasan, biaya hukum, biaya sanitasi, dan biaya lain lain yang berkenaan dengan efek lingkungan.
- Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan, seperti masalah penilaian investasi yang belum mempertimbangkan masalah lingkungan.
- Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap munculnya isu isu lingkungan yang selalu berkembang.
- Pelaporan keuanganuntuk pihak eksternal dalam proses berubah, seperti misalnya berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.
- Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan seperti pemikiran tentang kemungkinan adanya ”eco balance sheet”..
G.
EA dapat mendukung pembuatan
keputusan di perusahaan
EA
dapat mendukung pembuatan keputusan di perusahaan dalam hal :
1.
Penganggaran modal - Capital budgeting adalah proses
menganalisa alternatif investasi dan memutuhkan investasi mana untuk digunakan
menggunakan standar keuangan standar (seperti ROI, periode pengembalian, dan
IRR) yang mana mempertimbangkan aliran pendapatan dan biaya2x dihasilkan dari
sepanjang waktu investasi.
2.
Pemilihan produk - Perusahaan secara rutin membuat keputusan
mengenai produk mana untuk didapatkan didasarkan pada pertimbangan biaya
mereka. Biaya2x termasuk tidak hanya biaya pembelian, namun biaya yang terjadi
kare na menggunakan dan membuang produk pada akhir masa penggunaannya.
Mengidentifikasi biaya2x lingkungan diasosiasikan dengan siklus hidup produk -
pemilikan, penggunaan, dan pembuangan - dapat membantu manajer material dalam
meilih mproduk dengan biaya siklus hidup terendah.
3.
Manajemen limbah - Perusahaan menghasilkan sejumlah besar
limbah yang pilihan pengolahan dan pembuangannya ditentukan oleh komposisi
aliran limbah. Karena biaya2x pembuangan adalah biaya2x lingkungan, mencoba
untuk meminimalkan biaya2x in i akan mendapat manfaat dari akuntansi
lingkungan.
H.
Hambatan dalam penerapan EA
Hambatan dalam penerapan EA adalah sebagai
berikut:
1.
Informasi yang kurang / tidak cukup sistem pendukung
akuntansi. Informasi mengenai biaya lingkungan sangat kurang. Sistem akuntansi
- idealnya informasi sumber biaya – umumnya tidak cukup untuk kebutuhan EA,
dimana manfaat2x dari memisahkan biaya2x lingkungan dari pos overhead dalam
rangka untuk menelusuri biaya ke produk atau aktifitas yang menyebabkan biaya
tersebut. Dalam kelangkaan tekanan untuk mengontrol biaya2x, informasi yang
kurang mengenai biaya2x lingkungan mengarah pada (1) fokus yang sempit pada
reduksi harga pembelian unit, atau (2) fokus pada perubahan2x tersebut –
biasanya tidak berhubungan dengan biaya2x lingkungan - dimana informasi
tersedia, dan dimana penghematan dipersepsikan tinggi. Contoh meliputi
perubahan dalam staffing atau alokasi tugas, seperti peningkatan penggunaan
perawat, daripada ahli fisik, atau pengurangan staf perawat.
2.
Hubungan yang kurang antara bidang pembelian dan EHS.
Hubungan institusion al antara pembelian atau usaha mendapatkan dan fungsi2x
EHS sangat lemah. Ketika penggunaan tim pendapatan produk antar fungsi terlihat
meningkat, hal ini cenderung difokuskan pada mengintegrasi secara efektif
kriteria klinis kedalam keputusan pembelian, terutama usaha2x standarisasi.
Input EHS cenderung secara spesifik diminta hanya bagi keputusan dengan aspek
lingkungan yang jelas - seperti kontrak manajemen limbah.
3.
Halangan pembelian. Seperti fasilitas di banyak sektor lain,
fasilitas penjagaan kesehatan sering kali merupakan subyek pada halangan
pembelian yang cenderung mengurangi alternatif2x produk dari mana mereka
mungkin dipilih secara efektif. Fasilitas atau jaringan yang dimiliki melalui
GPO adalah subyek pada halangan produk pilihan yang timbul dari praktek paket
GPO. Perusahaan terkadang mencerminkan kekuatan pasar terbatas dan seringkali tidak mampu menegaskan
keinginan lingkungan secara efektif ke pihak pabrik atau organisasi pembelian
I.
Model
Perhitungan dan Penilaian Alokasi Biaya Lingkungan
Dalam beberapa kasus
pengelolaan biaya lingkungan ini tidaklah selalu sama dalam setiap perusahaan,
hal ini dikarenakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan belum diatur
secara baku mengenai bagaimana proses perlakuan biaya yang telah dikeluarkan
untuk pengelolaan efek negatif dari sisa hasil operasional perusahaan.
Dalam artikel the
Greening Accountiung, yang ditampilkan dalam situs gulico.com, Anne menuliskan
pandangannya bahwa pengalokasian pembiayaan untuk biaya pengelolaan lingkungan
dialokasikan pada awal periode akuntansi untuk digunakan selama satu perode
akuntansi tersebut. Misalnya jika sebuah perusahaan memiliki emisi
limbah yang memerlukan pengelolaan dan pembiayaan yang material, pada saat
dilakukan penganalisaan dan estimasi biaya maka jumlah seluruh nilai biaya yang
akan dikeluarkan dalam satu tahun periode akuntansi tersebut dimasukkan dalam
rekening biaya lingkungan dibayar dimuka pada biaya lingkungan .
Jurnal (1) :
1 Januari 20xx à Biaya lingkungan
dibayar dimuka XXX
Kas
XXX
Nilai biaya yang
dibayarkan dimuka selama satu tahun tersebut akan dikredit setiap bulan untuk
pengalokasian secara kontinyu yang dipergunakan untuk pembiayaan masing unit
unit rekening biaya lingkungan tersebut.(Jain.,R.K 1998) Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Whaley (2003) dalam jurnal penelitiannya bahwa nilai atau
jumlah biaya yang dipersiapkan pada periode tertentu akan berkurang sesuai
dengan kebutuhan kebutuhan setiap unit biaya yang memerlukannya.
Dengan demikian,
pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan setiap bulan untuk mengelola limbah
perusahaan tersebut dengan cara mengurangi alokasi biaya yang telah dicadangkan
sebelumnya melalui pembiayaan dibayar dimuka. Nilai dan jumlah biaya yang
dialokasikan setiap bulan dalam satu periode adalah sesuai dengan estimasi
biaya yang sebelumnya.
Sebagai contoh, dalam
bulan Januari, perusahaan mengalokasikan biaya pengelolaan lingkungan untuk
Instalasi Pengolahan Limbah, biaya pegawai, dan biaya penelitian. Dalam jurnal
akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:
Jurnal (2) :
1 Januari 20xx à Biaya
IPAL
XXX
Biaya
Pegawai
XXX
Biaya
Penelitian
XXX
Biaya
lingkungan dibayar dimuka XXX
Dengan jurnal diatas
maka, biaya dibayar dimuka berkurang setiap bulannya sesuai dengan alokasi
biaya yang telah diestimasi pada saat awal periode.
Model sistem pembagian digambarkan
sebagai berikut:
·
Rata-rata pengeluaran
biaya lingkungan perbulan……………………….. (b1)
·
Jumlah
bulan …………………………………………………………... (b2)
·
Biaya alokasi selama
satu tahun periode ………………………………… (B)
Maka persamaan matematis dapat
digambarkan sebagai berikut:
|
0 komentar:
Posting Komentar