Kamis, 03 Januari 2013

Aset Tidak Berwujud


1.    Definisi Aset Tidak Berwujud
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset  non-moneter  yang  dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
a.    Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari aktiva tersebut, dan
b.    Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.

2.    Karakteristik Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu[1]:
a.    Kurang memiliki eksistensi fisik
Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
b.    Bukan merupakan instrumen keuangan
Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
c.    Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
Selain tiga karakteristik utama tersebut, terdapat juga beberapa karakteristik pendukung aset tidak berwujud, yaitu:
a.    Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain;
b.    Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak langsung;
c.    Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;
d.   Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;
e.    Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.

3.    Penilaian Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
a.    harga  beli,  termasuk  bea  masuk  (import),  dan  pajak pembelian  yang  tidak  dapat  dikembalikan,  setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
b.    segala  biaya  yang  dapat  dikaitkan  secara  langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa:
ü Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak  terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan. 



4.     Masa Manfaat
Pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa manfaat suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat suatu aset tidak berwujud, antara lain:
a.    Perkiraan pemakaian aset oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannya oleh tim manajemen lain;
b.    Siklus hidup produk yang lazin bagi aset tersebut dan informasi yang beredar mengenai estimasi masa manfaat aset sejenis yang digunakan dengan cara yang sama;
c.    Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keusangan lainnya;
d.   Stabilitas industri tempat aset tersebut beroperasi dan perubahan-perubahan dalam permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut;
e.    Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
f.     Tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat ekonomu masa depan dari aset dan kemampuan serta maksud perusahaan untuk mencapai tingkat tersebut;
g.    Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang dikenakan atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa guna usaha yang terkait; dan
h.    Ketergantungan masa manfaat aset tersebut atas masa manfaat aset lainnya dari perusahaan.

5.    Nilai Sisa
Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali:
a.    Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa manfaatnya, atau

b.    Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:
ü  Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut; dan
ü  Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir masa manfaat aset.

6.    Amortisasi Aset Tidak Berwujud
Amortisasi  adalah  alokasi  sistematis  jumlah  tersusutkan suatu aset tidak berwujud selama masa manfaatnya. Harga perolehan aset tidak berwujud dibebankan secara periodik ke dalam perhitungan laba rugi perusahaan. pembebanan harga perolehan aset ini disebut amortisasi. Jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Ketika aset tidak berwujud diamortisasi, beban harus ditunjukkan sebagai beban dan kredit dilakukan ke akun akumulasi secara terpisah. Jurnal yang harus dibuat adalah:
Beban Amortisasi                             Xxxxx
       Akumulasi Amortisasi                           Xxxxx

Rounded Rectangle: Jenis-jenis Aset Tidak Berwujud

1.    Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai produk intelektual dam pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh dari proses internal maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses pertukaran.
a.    Hak cipta (Copyright)
Adalah hak yang diberikan kepada pengarang, pencipta, aransemen untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karyanya. Hak cipta dapat dijual untuk diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati.
Harga perolehan hak cipta mencakup keseluruhan pengeluaran mulai saat penyusunan atau penelitian sampai pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta diterima. Harga perolehan hak cipta diamortisasi sepanjang masa manfaatnya.
b.    Hak paten  
Adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru untuk memproduksi, menjual atau mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu. hak paten bisa digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain berdasarkan kesepakatan.
Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang meliputi biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya percobaan-percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga sertifikat hak paten diterima.
Contoh soal:
Harcott Co. mengeluarkan biaya hukum sebesar $200.000 pada tanggal 1 Januari 2009 untuk mempertahankan paten. Paten itu memiliki masa manfaat 20tahun dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Jurnal untuk mencatat biaya hukum dan amortisasi setiap akhir tahun, yaitu:
Tanggal
1 Januari 2009

Hak Paten                    $200.000
       Kas                                     $200.000

Tanggal
31 Desember 2009

Beban Amortisasi Hak Paten             $10.000
       Akumulasi Amortisasi Hak Paten               $10.000  

c.    Hak merk dagang
Adalah hak cipta dan hak untuk menggunakan suatu tanda pengenal atau simbol atas suatu barang yang diusahakan. Harga perolehan hak merk dagang adalah meliputi biaya perencanaan gambar atau desain gambar, biaya sayembara pembuatan lambing, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan ijin merk dagang hingga sertifikat merk dagang diterima. Jurnal yang dibuat:
Tanggal
1 Januari 20xx

Hak Merk Dagang            Xxxxx
       Kas                                         Xxxxx

Tanggal
31 Desember 20xx

Beban Amortisasi Hak Merk Dagang          Xxxxx
       Akumulasi Amortisasi Hak Merk Dagang            Xxxxx  

d.   Hak franchaise
Adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki oleh suatu pihak (franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna fasilitas (franchisee). Franchisee hanya berhak untuk menggunakan hak franchaise untuk kepentingannya sesuai dengan perjanjian yang disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau mengalihkan hak franchaise kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak franchaise adalah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mengurus ijin hak franchaise hingga sertifikat franchaise diterima. Sedangkan harga perolehan hak frainchisee adalah sebesar harga yang dibayarkan kepada franchisor.

e.    Hak sewa (Leasehold)
Adalah hak untuk menggunakan aset tetap tertentu yang diatur dalam perjanjian sewa-menyewa. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran untuk mendapatkan hak sewa tergantung bagaimana cara pembayaran sewa dilakukan. Terdapat dua cara pembayaran sewa, yaitu:
1.    Sewa dibayar setiap periode, maka pembayaran sewa diperlakukan sebagai beban operasional untuk periode dibayarkan sewanya.
2.    Sewa dibayar untuk beberapa periode, bila sewa yang dibayarkan itu untuk beberapa periode yang relative pendek maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar dicatat dalam perkiraan sewa dibayar dimuka. Sedangkan bila sewa dibayar dimuka untuk beberapa periode yang relatif panjang maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud dalam perkiraan Hak Sewa.
Harga perolehan hak sewa adalah meliputi pembayaran sewa kepada pemilik aset dan pengeluaran-pengeluaran lain untuk mempersiapkan aset yang disewa tersebut siap digunakan dalam operasi perusahaan.

f.     Hak eksklusif
Dalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk mengelola fasilitas publik atau sumber daya alam yang dimiliki negara. Harga perolehan hak eksklusif meliputi biaya survei, biaya riset, biaya pemetaan, biaya eksplorasi, biaya pengadaan/pembangunan berbagai fasilitas, biaya perijinan dan biaya-biaya lain terkait dengan uapaya perolehan hak tersebut hingga hak eksklusif tersebut dinyatakan siap untuk memberikan kontribusinya pada operasi perusahaan.

2.    Aset tidak berwujud yang timbul karena aktivitas penelitian dan pengembangan produk, adanya nilai lebih perusahaan, perubahan struktur, kepemilikan dalam perusahaan, reorganisasi perusahaan ataupun rearrangement sistem.
a.    Formula dan Proses Rahasia
Adalah hak atas penemuan sesuatu rumus atau formula atau sesuatu proses pembuatan suatu produk. Harga perolehan aset tidak berwujud ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan atau ditanggung perusahaan dalam rangka memperoleh hak tersebut, yaitu biaya riset, biaya percobaan-percobaan, biaya perijinan dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan hak ini.
Harga perolehan formula dan proses rahasia adalah sebesar harga pembelian dan biaya-biaya lain yang terkait dengan pembelian aset tidak berwujud.



b.    Software (Perangkat Lunak Komputer)
Adalah kumpulan konsep, aktivitas, dan prosedur yang digunakan dalam program computer untuk melaksanakan suatu fungsi atau pekerjaan tertentu. Harga perolehan perangkat lunak komputer yang dibeli adalah sebesar harga beli ditambah semua biaya sampai perangkat lunak computer siap digunakan. Apabila perusahaan mengembangkan sendiri perangkat lunak komputer maka harga perolehannya adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat perangkat lunak komputer tersebut. Harga perolehan tersebut akan diamortisasi selama umur ekonomisnya.
c.    Biaya-biaya ditangguhkan serta biaya penelitian dan biaya pengembangan
Adalah biaya-biaya yang harus ditangguhkan pembebannya dikarenakan jumlahnya yang relatif besar, belum berlalunya waktu atau belum terjadinya aktivitas yang dapat digunakan sebagai dasar pembebanan yang logis. Biaya-biaya yang ditangguhkan adalah biaya pendirian perusahaan, biaya rearrangement, biaya relokasi pabrik. Biaya ini harus ditangguhkan karena:
·      Jumlahnya relatif besar sehingga tidak logis bila dibebankan untuk periode terjadinya pengeluaran;
·      Biaya tersebut memberi manfaat keekonomisan pada periode-periode berikutnya.
d.   Biaya organisasi
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pendirian dan perizinan pendirian perusahaan. biaya organisasi meliputi biaya perizinan, biaya studi kelayakan, biaya notaris dan lain-lain.
3.    Aset Tidak Berwujud berdasarkan Tujuan Akuntansi
a.    Aset tidak berwujud yang diamortisasi
Sifat aset tidak berwujud menimbulkan kesulitan dalam memperkirakan masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat dipengaruhi oleh faktor hukum, ekonomi, peraturan dan kontraktual.  Faktor-faktor ini termasuk pilihan untuk memperbaharui atau memperpanjang, harus diperhitungkan dalam menentukan periode  yang tepat untuk mengalokasikan harga perolehan aset tidak berwujud tersebut.
Ilustrasi:
Selama tahun 2010, sebelum beban amortisasi untuk tahun tersebut diakui, aset tidak berwujud yang berupa daftar pelanggan diuji untuk mengetahui penurunan nilai. Pengujian penurunan nilai untuk daftar pelanggan dilakukan dengan suatu penurunan yang substansial dalam pasar real estate di daerah tersebut. Saat pengujian penurunan nilai, nilai buku dari daftar pelanggan adalah $22.500 ($30.000-$7.500).
Diperkirakan bahwa daftar pelanggan akan menghasilkan aus kas masa depan sebanyak $5.000 per tahun untuk tiga tahun kedepan dan nilai wajar dari pelanggan tersebut pada 31 Desember 2010 adalah $12.000. Daftar pelanggan tersebut mengalami penurunan nilai sejumlah $15.000 ($5.000 x 3 tahun) dari arus kas masa depan yang tidak didiskontokan kurang dari nilai bukunya yaitu $22.500. Jumlah kerugian karena penurunan nilai sebesar $10.500 ($22.500-$12.000), yaitu selisih antara nilai buku dan nilai wajar sehingga jurnalnya:
Kerugian penurunan nilai                                       $10.500
Akumulasi amortisasi-daftar pelanggan                   $7.500
     Daftar pelanggan ($30.000-$12.000)                                        $18.000

Nilai wajar sebesar $12.000 adalah basis baru untuk aset tidak berwujud. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mengakui suatu perbaikan pada nilai aset yang terjadi berikutnya. Amortisasi pada tahun-tahun berikutnya akan didasarkan pada nilai buku yang baru, yaitu $12.000 adan perkiraan masa manfaat yang tersisa, yaitu tiga tahun. Dalam catatan atas laporan keuangan untyk tahun 2010, Alfa Company wajib mengungkapkan jumlah beban amortisasi yang diharapkan untuk diakui pada semua aset tidak berwujudnya setiap tahun selama lima tahun kedepan.


b.    Aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi
Suatu perubahan utama dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud dengan SFAS No. 142 yaitu beberapa aset tidak berwujud sekarang didentifikasikan memiliki masa manfaat yang tidak pasti dan tidak diamortisasi. FASB mencotohkan diantaranya:
ü Lisensi penyiaran
Lisensi penyiaran memiliki periode pembaharuan selama 10 tahun. Pembaharuan akan otomatis jika pemegang lisensi penyiaran mempertahankan suatu tingkat pelayanan publik tertentu yang dapat diterima. Maka tidak ada batas akhir dari masa manfaat suatu lisensi penyiaran.
Ilustrasi:
Apple Company memiliki suatu lisensi penyiaran yang tidak memiliki batas akhir masa manfaat yang dapat diketahui. Lisensi penyiaran ini dicatat pada harga perolehan awalnya sebesar $60.000. Di masa lalu, lisensi penyiaran diperkirakan akan menghasilkan arus kas sebesar $7.000 per tahun. Data Apple Company menyatakan walaupun masa manfaat dari lisensi tersebut tetap tidak pasti, arus kas masa depan yang mungkin akan turun menjadi $2.000 per tahun (dengan kemungkinan 70%) atau menjadi $4.000 per tahun (dengan kemungkinan 30%). Tingkat bunga risiko yang digunakan dalam penghitungan nilai sekarang dengan pembobotan adalah 5%. Perkiraan nilai wajar dari aset tidak berwujud dihitung sebagai berikut:


Arus Kas Masa Depan
Present Value *
Arus Kas Tahunan yang Tidak Pasti
Kemung- kinan
Nilai Sekarang dengan Pembobotan Kemungkinan
Skenario 1
$2.000 per tahun
$40.000
70%
$28.000
Skenario 2
$4.000 per tahun
$8.000
30%
$42.000




$52.000

Perkiraan nilai wajar dari lisensi penyiaran kurang dari nilai bukunya ($52.000 < $60.000), nilai aset tidak berwujud menjadi berkurang. Kerugian penurunan nilai diakui yang jurnalnya:
Kerugian penurunan nilai                               8.000
       Lisensi Penyiaran                                              8.000
($60.000 - $52.000)

ü Hak Merk Dagang
Suatu hak merk dagang diberikan untuk waktu yang terbatas, namun jika hak merk dagang diperbaharui hampir setiap saat. Jika faktor-faktor ekonomis menyatakan merk dagang akan terus memiliki nilai di masa depan, maka masa manfaatnya tidak pasti.
c.    Menurut statement No.142 FASB, Goodwill tidak diamortisasi
Pengujian untuk penurunan nilai goodwill adalah suatu proses yang pertama-tama memperkirakan nilai wajar dari unit pelaporan keseluruhan saat goodwill tersebut dialokasikan.
Rounded Rectangle: Akuntansi untuk Perolehan Aset Tidak Berwujud 


Aset tidak berwujud merupakan proporsi yang sedang meningkat dalam aset dari banyak (jika tidak sebagian besar) perusahaan. secara teoritis, penetapan biaya yang dapat diidentifikasikan dengan aset tidak berwujud harus diakui secara terpisah dalam laporan keuangan.
FASB mengeluarkan Statement No. 141 dan Statement No. 142 adalah upaya meningkatkan usaha perusahaan untuk mengidentifikasikan aset tidak berwujud dengan karateristik ekonomi berbeda dan memperbaiki perincian laporan keuangan yang disediakan untuk aset tidak berwujud. Beberapa macam aset tidak berwujud dan proses pengakuannya, adalah sebagai berikut:



A.  Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Sendiri
Satu hal yang tidak dijelaskan oleh FASB dalam Statement No. 141 dan Statement No. 142 adalah meminta perusahaan mengidentifikasikan dan menilai aset tidak berwujud yang dihasilkan sendiri atau dibuat oleh perusahaan. dalam banyak kasus, aset tidak berwujud adalah aset yang bernilai yang dimiliki perusahaan. Contohnya adalah hak merk dagang yaitu merk The Coca­-cola Company.
Selama bertahun-tahun perusahaan tersebut berhasil memasarkan produknya ke berbagai belahan dunia sehingga memiliki nilai merk dagang yang tinggi. Jika suatu saat nanti perusahaan tersebut akan dibeli oleh perusahaan lain maka pencatatan transaksi yang penting dalah pengalokasian total harga beli pada berbagai aset ekonomi yang diakuisisi, termasuk aset tidak berwujud yang sebelumnya tidak dicatat.   

B.  Aset Tidak Berwujud Diperoleh Melalui Pembelian secara Paket
Ilustrasi:
Alfa Company mungkin membayar $700.000 untuk membeli hak paten berikut pabrik yang berfungsi dan peralatan khusus untuk memproduksi produk yang dipatenkan. Informasi yang cukup membantu akan hilang apabila keseluruhan harga beli sebesar $700.000 hanya dicatat sebagai suatu “aset”. Oleh karena itu, pembelian secara paket tersebut meliputi aset tidak berwujud, total harga beli sebesar $700.000 dialokasikan pada seluruh aset berwujud dan tidak berwujud menurut nilai wajarnya. Berikut adalah nilai wajar masing-masing aset:
Hak Paten
$200.000
Pabrik
$450.000
Peralatan
$100.000





Maka masing-masing aset tersebut akan dialokasikan dengan harga perolehan $800.000 sebagai berikut:

Perkiraan Nilai Wajar
Alokasi Harga Perolehan pada Nilai Perkiraan Relatif
Harga Perolehan Ditetapkan untuk Masing-masing Aset
Hak Paten
$200.000
200.000 / 750.000 x $700.000
$ 186.667
Pabrik
$450.000
450.000 / 750.000 x $700.000
$ 420.000
Peralatan
$100.000
200.000 / 750.000 x $700.000
$   93.333

$750.000

$ 700.000

ü Berdasarkan APB Opinio No.16 yaitu FASB Statement No. 141, paragraph 39 mendifinisikan bahwa “Aset tidak berwujud harus diakui sebagai aset yang terpidah dari goodwill jika aset itu berasal dari hak kontraktual atau hak hukum. Jika aset tidak berwujud bukan berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainyya, maka harus diakui sebagai aset yang terpisah dari goodwill hanya jika dapat dipisahkan yaitu aset tersebut dapat dipisahkan atau dibagi dari entitas yang diakuisisi dan dijual, ditransfer, disewakan, atau ditukar”. 



Rounded Rectangle: GOODWILL
 


GAAP mendefiniskan goodwill adalah kelebihan biaya investasi terhadap nilai wajar yang diterima. Definisi lain secara teori, goodwill adalah ukuran nilai sekarang dari kelebihan laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung terhadap laba normal perusahaan sejenis. Goodwill itu timbul karena adanya penggabungan usaha atau akuisisi perusahaan dengan harapan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa depan.
Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang  diakuisisi  dalam  kombinasi  bisnis  tersebut  yang  tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
Goodwill lebih dianggap sebagai suatu nilai sisa, jumlah harga akuisisi suatu perusahaan yang tersisa setelah semua aset berwujud dan tidak berwujud dapat diidentifikasikan. Secara umum, goodwill mewakili semua keuntungan khusus yang dapat diidentifikasikan secara terpisah namun dapat dinikmati oleh sebuah perusahaan, seperti peringkat utang yang baik, reputasi yang bagus dengan produk dan jasanya, pengalaman dalam prosen pengembangan dan distribusi, dan hubungan yang baik dengan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan menghasilkan laba diatas normal yang dihasilkan oleh aset yang dapat diidentifikasikan.
Setelah diakui, goodwill tetap ada di pembukuan perusahaan pada jumlah awalnya yang tercatat, kecuali jika ada bukti bahwa nilainya menurun. Keberatan utama perusahaan terhadap metode pembelian dibandingkan terhadap metode penyatuan kepemilikan adalah karena metode ini mengakibatkan  pengakuan goodwill yang diamortisasi dan mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan pada tahun berikutnya. Menurut FASB Statement No. 142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan pelaporan keuangan.

Rounded Rectangle: Pencatatan Goodwill 


1.    Goodwill yang diciptakan secara internal
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun, karena pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan yang sulit. Goodwill bida saja muncul tanpa biaya khusus untuk mengembangkannya.
2.    Goodwill yang dibeli
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli, karena goodwill merupakan suatu penilaian “going concern” dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aset berwujud bersih dan aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli perusahaan yang diperoleh.

Rounded Rectangle: Amortisasi Goodwill 


Tiga pendekatan dasar yang disarakan untuk mengamortisasi goodwill, yaitu:
1.    Membebankan goodwill dengan segera ke ekuitas
Perlakuan akuntansi goodwill yang dibeli dan goodwill yang dihasilkan secara internal harus dikonsisten. Goodwill yang dihasilkan secara internal langsung dibebankan dan tidak tampak sebagai suatu aset: perlakuan yang sama juga harus diberikan untuk goodwill yang dibeli.
2.    Mempertahankan goodwill untuk jangka waktu tidak terbatas kecuali terjadi penurunan nilai
Goodwill dapat memiliki umur yang tidak terbatas dan harus dipertahankan sebagai aset hingga terjadi penurunan nilai.
3.    Mengamortisasi goodwill selama masa manfaat
Nilai goodwill pada akhirnya akan menghilang dan sudah sewajarnya jika aset tersebut dibebankan sebagai beban selama periode yang dipengaruhi. Prosedur ini menyediakan penandingan biaya dan pendapatan yang lebih baik.
Rounded Rectangle: Metode Perhitungan Goodwill 


Ilustrasi:
Laba bersih Alfa Company adalah sebagai berikut:
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Jumlah
Rp   6.000.000
Rp   5.000.000
Rp   4.500.000
Rp   2.000.000
Rp   3.000.000
Rp   4.000.000
Rp 24.500.000


Penghasilan bersih rata-rata per tahun Rp 24.500.000 : 5 = Rp 4.900.000. Penghasilan tiap tahun yang akan datang ditaksir sebesar Rp 5.000.000. Pada tanggal 1 Januari 2010 aset (tanpa goodwill) dinilai sebesar Rp 50.000.000, Utang sebesar Rp 4.500.000.
1.    Kapitalisasi Pendapatan Bersih Rata-rata
Jumlah yang akan dibayarkan untuk perusahaan yang dibeli dihitung dengan mengkapitalisasi taksiran penghasilan yang akan datang dengan tarif. Selisih jumlah yang akan dibayarkan dengan nilai bersih aset adalah jumlah yang akan dicatat sebagai goodwill. Hasil yang diharapkan investasi diharapakan sebesar 10% maka jumlah yang akan dibayar dihitung sebagai berikut:
Jumlah yang dibayarkan: Rp 4.500.000 x 100/10                      = Rp   4.500.000
Taksiran nilai aset          : Rp50.000.000 – Rp 5.000.000       = Rp 45.000.000
 Goodwill                                                                                 = Rp 49.500.000

2.    Kapitalisasi Kelebihan Penghasilan Rata-rata
Berdasarkan contoh soal yang sama diatas, hasil yang diharapkan dari investasi tersebut sebesar 10% dan kelebihan penghasilan akan dikapitalisasi dengan tarif 20%. Kelebihan penghasilan dihitung sebagai berikut:
Hasil yang normal               : 10% x Rp 45.500.000               = Rp   4.500.000
Taksiran penghasilan          :                                                    =Rp   5.000.000      
 Goodwill                                                                                 = Rp   1.000.000

Harga beli perusahaan (termasuk goodwill) dihitung sebagai berikut:
Nilai aset            : Rp 50.000.000 – Rp 4.500.000                        = Rp 45.500.000
Nilai goodwill    : Rp 1.000.000 x 100 / 20                                      = Rp   5.000.000
Jumlah aset + goodwill                                                                  = Rp 50.500.000







Rounded Rectangle: Contoh Soal Goodwill
 


Sunny Corporation memperoleh aset bersih Dolphin melalui penggabungan dengan metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2008. Aset dan liabilitas Dolphin Corporation pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan nila wajarnya adalah sebagai berikut:

Nilai Buku
Nilai Wajar
Aset
Kas
Piutang Bersih
Persediaan
Tanah
Bangunan-bersih
Peralatan-bersih
Paten
       Total Aset

$    50
150
200
50
300
250
-
$ 1.000

$   50
140
250
100
500
350
50
$ 1.440
Liabilitas
Utang Usaha
Wesel Bayar
Kewajiban Lain
       Total Liabilitas
       Aset Bersih

$  60
150
40
$ 250
$750

$  60
135
45
$ 240
$1.200

Sunny Corporation membayar  $400.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar  saham biasa dengan nilai nominal $10 per saham dan nilai pasar $20 per saham untuk memperoleh aset bersih Dolphin Corporation. Ayat jurnal untuk mencatatan penggabungan usaha pada pembukuan Sunny Corporation per 28 Desember 2008 adalah:



Investasi dalam Dolphin Corporation
       Kas                                                                                                                                                                       
       Saham biasa, nominal $10
       Tambahan modal disetor
1.400
             400
             500
             500
Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal $10 ditambah kas $400.000 dalam penggabungan usaha menurut metode pembelian dengan Dolphin Company

Kas
Piutang Bersih
Persediaan
Tanah
Bangunan
Peralatan
Paten
Goodwill
       Utang Usaha
       Wesel Bayar
       Kewajiban lain 
       Investasi dalam Dolphin Corp.
  50
140
250
100
500
350
50
200
60
135
45
1.400
Untuk membebankan biaya Dolphin Corporation ke aset yang dapat identifikasi yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan ke goodwill.
Jumlah yang dibebankan ke aset dan liabilitas didasarkan pada nilai wajar, kecuali goodwill. Goodwill ditentukan dengan mengurangkan nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diperoleh sebesar $1.200.000 dari harga beli aset bersih Dolphin Corporation sebesar $1.400.000.




Rounded Rectangle: Pengakuan dan Pengukuran Kerugian Nilai Goodwill 


Pengakuan goodwill dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari karena goodwill harus diamortisasi tidak lebih dari 40 tahun. Transaksi yang menghasilkan miliaran dolar dalam goodwill dapat membebani perusahaan dengan ratusan juta dolar dalam beban amortisasi goodwill setiap tahun berikutnya. Goodwill tidak akan diamortisasi sama sekali, tetapi penurunan nilainya akan diuji setiap tahun. Ketika suatu goodwill diakui sehubungan dengan akuisisi perusahaan, goodwill tersebut dialokasikan pada suatu unit pelaporan. Jika nilai buku melebihi nilai wajar goodwill, perusahaan harus mengakui kerugian penurunan nilai sebesar perbedaan atau selisih tersebut.
FASB Statement No. 142 (paragraf 28) mengharuskan penetepan penurunan nilai yang lebih sering jika setiap peristiwa berikut terjadi:
a.     Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor hukum atau iklim usaha;
b.    Tindakan atau penilaian yang tidak diinginkan oleh regulator;
c.    Persaingan yang tidak diantisipasi;
d.   Kehilangan karyawan kunci;
e.    Ekspektasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau bagian unit pelaporan yang signifikan akan dijual atau dilepas;
f.     Pengujian untuk pemulihan kelompok aset yang signifikan menurut Statement No. 121 dalam unit pelaporan;
g.    Rounded Rectangle: Prosedur Pengujian Penurunan Nilai GoodwillPengakuan kerugian nilai goodwill dalam laporan keuangan anak perusahaan yang merupakan komponen unit pelaporan.


1.    Hitunglah nilai wajar dari tiap unit pelaporan ke mana goodwill ditetapkan. Caranya dilakukan dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan, laba, atau kelipatan pendapatan;
2.    Jika nilai wajar dari unit pelaporan melebihi nilai buku bersih aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari unit pelaporan, goodwill diasumsikan tidak mengalami penurunan nilai dan tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui;
3.    Jika nilai wajar dari unit pelaporan kurang dari nilai buku bersih aset dan liabilitas dari uni pelaporan, maka suatu nilai wajar goodwill yang baru akan dihitung. Nilai goodwill tidak dapat langsung dihitung. Nilai goodwill selalu merupakan suatu jumlah residu, yaitu jumlah dari nilai wajar suatu unit pelaporan yang tersisa setelah diperhitungkan. Oleh karena itu, nilai wajar semua aset dan liabilitas unit pelaporan diperkirakan, kemudian jumlah tersebut dibandingkan dengan keseluruhan nilai wajar dari unit pelaporan dan jumlah goodwill yangh dimaksud akan dihitung; dan
4.    Jika jumlah goodwill yang dihitung kurag dari jumlah yang awalnya dicatat, suatu kerugian dari penurunan nilai goodwill diakui sebesar selisih tersebut.
Ilustrasi:
Seed Company mengakuisisi Candle Company pada 1 Januari 2007. Sebagai bagian dari akuisisi, goodwill diakui sebesar $1.000; goodwill ini ditetapkan untuk unit pelaporan Seed’s Manufacturing. Pada tahun 2007, laba dari unit pelaporan sebesar $3.300. Perusahaan lain yang diperdagangkan secara terpisah dan operasi serupa dengan unit pelaporan. Produksi memiliki nilai pasar kurang lebih sama dengan enam kali labanya. Nilai buku dan nilai wajar aset per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:

Nilai Buku
Nilai Wajar
Aset yang dapat diidentifikasi
Goodwill
Liabilitas
$2.500
  2.000
  1.500
$ 3.000
      ?
   2.500

Prosedur 1
Dengan menggunakan kelipatan laba, nilai wajar dari unit pelaporan Produksi diperkirakan sebesar $3.000 ($500 x 6). Perkiraan nilai wajar juga dapat dicari dengan menggunakan perkiraan arus kas dan teknik nilai sekarang.  
Prosedur 2
Nilai buku aset dan liabilitas dari unit pelaporan Produksi adalah:
Aset ($3.000 + $2.000) – liabilitas ($1.500) = Rp 3.500
Karena perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan  ($2800) kurang dari nilai buku unit pelaporan ($3.500), penghitungan lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan jumlah kerugian penurunan nilai goodwill jika penurunan nilai tersebut ada.

Prosedur 3
Dengan menggunakan perkiraan nilai wajar sebesar ($2.800) dari unit pelaporan produksi, bersamaan dengan perkiraan nilai wajar dari aset dan kewajiban yang dapat didefinisikan, nilai wajar goodwill dihitung sebagai berikut:
Perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan produksi ………………………$2.800
Nilai wajar dari aset yang dapat diidentifikasikan
      Nilai wajar liabilitas ($3.000 - $1.500) ……………………………….$2.500
Nilai wajar goodwill ………………………………………………………$   500

Prosedur 4
Nilai wajar goodwill kurang dari jumlah goodwill yang tercata ($ 5.00 < $ 1.000). jadi, goodwill mengalami penurunan. Jurnal yang dibuata adalah:
Kerugiaan penurunan nilai goodwill                      1.500
      Goodwill                                                                        1.500
($2.0000 - $500)
Jumlah total kerugian nialai goodwill dilaporkan sebagai suatu unsur yng tepidah dalam laporan keuangan.
Rounded Rectangle: Penurunan Nilai

Ilustrasi:
Lerch Inc. memiliki hak paten bagaima mengestraksi minyak dari serpihak batu. Harga minyak yang turun membuat teknologi serpihan minyak ini menjadi tidak menguntungkan, dan hak paten hanya menyediakan sedikit laba hingga saat ini. Arus kas bersih masa depan yang diharapkan dai hak paten ini adalah $30 juta. Hak paten Lerch memiliki nilai tercatat $50 juta. Karen arus kas bersih yang diharapkan di masa depan sebesar $30juta lebih kecil dari nilai tercatat sebesar $50 juta maka kerugian penurunan nilai harus diukur. Dengan mendiskontokan arus kas bersih masa depan yang diharapkan pada suku bunga pasarnya, Lerch menentukan nilai wajar hak patennya sebesar $15 juta. Perhitungan keruguan penurunan nilai, adalah:
Nilai tercatat hak paten                                                          $ 50.000.000
Nilai wajar (berdasarkan perhitungan nilai sekarang)           $ 15.000.000
Kerugian atas penurunan nilai                                                $ 35.000.000

Jurnal yang dibuat adalah:
Kerugian atas penurunan nilai                      35.000.000
      Hak Paten                                                                   35.000.000

Setelah penurunan nilai diakui, nilai yang tercatat dikurangi dari hak paten merupakan dasar biaya yang baru. Biaya hak paten baru harus diamortisasi selama masa manfaat atau umur hukumnya.














Rounded Rectangle: KESIMPULAN 



Dari  berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang keberadaannya sangat bernilai dan diperhitungkan oleh perusahaan. Kini, kedudukan goodwill sangat istimewa karena goodwill harus dinilai dan dicatat sebesar harga perolehannya baik goodwill yang diperoleh secar pertukaran, membeli ataupun atas hasil akuisisi. Goodwill akan diamortisasi selama keberadaan masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud terdiri dari tiga jenis, yaitu:
 












Salah satu jenis aset tidak berwujud yang banyak dilakukan perdebatan diantara ahli-ahli akuntansi adalah goodwill. Karena keberadaanya sangat penting didalam suatu perusahaan. Ketika suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul selisih dari harga pertukaran dengan di neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih itulah yang diakui sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap lainnya jika terdapat selisih positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan penilaian penurunan kerugian jika memang terjadi kerugian dalam kejadian mendapatkannya.


[1] “Business Combinations and Intangible Assets” Proposed Statement of Financial Accounting Standards (Norwalk, Conn; FASB, 1999)

7 komentar:

  1. adakah langkah penghapusan aset min? apabila iya, syarat apa dilakukannya itu? Website Gratis

    BalasHapus
  2. Itu jurnal aset tak berwujud ko ada amortisasi nya ya ?

    BalasHapus
  3. Coba cek disini ada Software Akuntansi lengkap.
    Langsung aja coba Softwarenya Software Akuntansi

    BalasHapus
  4. Penulisan aset tak berwujud pada laporan keuangan itu gimana?

    BalasHapus
  5. Saya ingin menanyakan 1. Apa yang di maksud dengan Aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas (Finite Life) dan 2. Apa yang dimaksud dengan Aset Tidak Berwujud dengan umur manfaat yang tidak terbatas (Indefinite Life)

    BalasHapus
  6. bagaimana cara pencatatn aset tidak lancar pada laporan posisi keuangan dan laporan komprehemsif

    BalasHapus
  7. Sangat bermanfaat guys aset tidak berwujud

    BalasHapus