BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Stress merupakan istilah umum yang diaplikasikan
sebagai tekanan hidup yang dirasakan semua orang dalam hidupnya. Terjadinya
stress di dalam lingkungan organisasi maupun tempat kerja hampir tidak dapat
dihindari dalam banyak jenis pekerjaan yang akan diselesaikan. Jika tekanan
didalam organisasi ataupun tempat kerja mulai terjadi, hal ini dapat
menyebabkan hambatan proses berpikir, lebih emosional, dan gangguan pada
kondisi fisik. Jika stress kemudian bertambah maka akan menyebabkan individu
tersebut mengalami gejala-gejala stress yang dapat mempengaruhi kinerja dan
kesehatannya bahkan dapat mengancam kemampuannya untuk dapat mengatasi
lingkungannya.
Menurut para ahli stress disebabkan oleh banyak
faktor sehingga stress memicu reaksi dasar yaitu memerangi secara aktif atau
melarikan diri secara pasif yang disebut sebagai respon. Dalam masyarakat
modern seperti ini kehidupan telah digantikan oleh persoalan-persoalan seperti
tenggang waktu, konflik dan peran, ambiguitas, tanggungjawab financial,
kelebihan informasi, teknologi, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan suara,
persoalan keluarga, dan kelebihan beban kerja. Hal tersebut yang dapat memicu
terjadinya stress berat bagi seorang individu maupun kelompok dalam organisasi
sehingga membuat mereka merasa dalam keadaan penat dan jenuh. Maka dari itulah
dalam pembahasan kali ini akan mengupas kuntas mengenai permsalahan stres dalam
organisasi maupun di tempat kerja.
1.2 Rumusan
Masalah
A.
Bagaimana pengertian
stres ?
B.
Bagaimana komponen
stres ?
C.
Bagaimana sumber
stres di tempat kerja ?
D.
Bagaimana cara
mengatasi stres ?
E.
Bagaimana pengaruh
stres terhadap prestasi kerja ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui
apakah pengertian stres beserta komponen dengan bagaimana cara mengatasinya.
2.
Untuk mengetahui
bagaimana stres yang terjadi di dalam sebuah organisasi dan di dalam lingkungan
kerja.
3.
Untuk mengetahui
pengaruh stres terhadap prestasi kerja dalam sebuah lingkungan kerja terutama
di perusahaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
a.
Stres berarti suatu
urutan hal-hal yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda. Para usahawan
memandang stres sebagai frustasi atau ketegangan emosional; pegawai lalu lintas
udara memandangnya sebagai masalah kesiapsiagaan dan konsentrasi; ahli biokimia
memandang sebagai suatu kejadian kimia murni. Jadi secara sederhana, lebih baik
memandang stress sebagai sesuatu yang melibatkan interaksi antara individu
dengan lingkungannya. [1]
b.
Stres adalah suatu
respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan/ atau proses psikologis
individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal,
situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis dan / atau fisik
seseorang.[2]
c.
Menurut Robbins
(1993) stres didefinisikan sebagai kondisi yang dinamis dimana seseorang
dikonfrontasikan dengan kesempatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa
yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya di anggap penting ternyata
tidak pasti. Secara khusus stress diasosiasikan dengan hambatan-hambatan dan
tuntutan-tuntutan. [3]
Dari
beberapa definisi mengenai stres maka dapat di ambil kesimpulan dari kelompok
kami bahwa stres merupakan suatu kondisi yang dialami oleh seseorang karena
adanya tuntutan kondisi baik fisik ataupun psikologis terhadap lingkungannya
baik dalam organisasi maupun tempat bekerja. Dan pada akhirnya definisi stres
akan sangat berbeda bergantung bagaimana seseorang tersebut menjelaskan arti
yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.
2.2.Komponen Stres
Dari
definisi yang telah dipaparkan di atas maka dalam stres terdapat berapa
komponen, yaitu :
1.
Stimulus
Stimulus stres merupakan kekuatan atau stimulus
yang menggerakkan individu sehingga menghasilkan suatu tanggapan ketegangan,
dimana ketegangan tersebut dalam pengertian fisik mengalami perubahan bentuk.
Persoalan yang timbul bahwa seseorang tidak berhasil mengakui bahwa dua orang
yang menjadi sasaran tingkatan stress yang sama mungkin menunjukkan ketegangan
yang berbeda.
2.
Respon
Respon stress merupakan tanggapan fisiologis atau
psikologis seseorang terhadap lingkungan penekan (stressors) dimana penekan
adalah kejadian ekstern atau situasi yang secara potensial mengganggu.
3.
Interaksi dari
Stimulus dan Respon
Stress meruapakan konsekuensi dari interaksi
antara stimulus dan lingkungan dan tanggapan dari individu yang bersangkutan.
Stress dipandang lebih dari stimulus dan respon sehingga stress adalah hasil
dari suatu interaksi yang unik antara kondisi stimulus dalam lingkungan dan
kecenderungan individu menanggapi dengan cara tertentu.
2.3 Sumber Stres di Tempat Kerja
Sumber-sumber stress di tempat kerja begitu
beragam dan bernacam-macam bentuk. Sumber-sumber tersebut dipengaruhi potensi
tekanan-tekanan yang terjadi di dalam organisasi maupun di luar organisasi.
Dalam hal ini jumlah waktu banyak dipakai untuk kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan tetapi banyak individu menemukan porsi penting kepuasan mereka dan
identitas dalam pekerjaannya. Sumber stress di tempat kerja tercurah kedalam
kegiatan non-kerja seseorang. Sebagai konsekuensinya adalah penekan yang di
alami di tempat kerja, seperti contohnya jika seseorang mengalami stress di
tenpat kerja maka mengakibatkan pulang ke rumah dengan perasaan terganggu,
marah dan letih. Selain itu, konflik perkawinan juga dapat merupakan sumber
stress yang akhirnya akan menimbulkan dampak negatif atas prestasi dan kinerja
seseorang dalam pekerjaannya. Jadi stress di tempat kerja dan stress di luar
kerja pada dasarnya saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain.
Berikut ini akan disajikan beberapa model antara
stress dengan pekerjaan sehingga akan lebih jelas bagaimana hubungan antara
stressor, stress dan konsekuensinya terutana di tempat kerja :
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||
|
|
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||
Gambar
2 mengenai Bagan Stres di tempat kerja
|

Gambar
3 Sebuah Model Kerja : Stres dan Pekerjaan
![]() |
![]() |
||||
|
|||||


|
||||||
|
||||||
|
||||||
![]() |
||||||
|
|
|||||
|
||||||
|
||||||
|
||||||
Bagan di atas mengisyaratkan beberapa
hal berikut ini :
1.
Terdapat hubungan
antara stressor di tempat kerja dengan perubahan fisik, psikologis dan
emosional seseorang.
2.
Tanggapan adaptif
terhadap stressor di tempat kerja telah diukur dengan penilaian diri, penilaian
prestasi dan tes biokimia. Lebih banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mengukur stress secara tepat di tempat kerja.
3.
Tidak terdapat daftar
urutan stressor yang berlaku secara universal. Setiap organisasi mempunyai
perangkat keunikan tersendiri yang harus diteliti.
4.
Perbedaab individu
menunjukkan mengapa stressor yang sama akan mengganggu dan tidak dapat ditanggulangi
seseorang bersifat menantang terhadap orang lainnya.
2.4 Cara Mengatasi Stres
Terdapat dua macam cara dalam mengatasi stress
baik secara keorganisasian maupun cara individual yang dapat dilakukan seperti
:
a.
Program organisasi
untuk menanggulangi stress
Seorang manajer yang arif tidak pernah mengabaikan
masalah pergantian karyawan, penuruan prestasi, penuruan kualitas produksi atau
setiap tanda yang menunjukkan bahwa sasaran prestasi organisasi tidak dicapai. Manajer
yang efektif memandang kejadian ini sebagai gejala dan melihat dibelakang
gejala tersebut untuk mengindentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab yang
mendasarinya. Jadi, langkah yang paling pertama dari program penanggulangan
stress ialah mengakui bahwa stress itu ada sehingga langkah tersebut masih
tetap didalam batas yang dapat ditolerir. Contohnya dengan pemerkayaan
pekerjaan yaitu membuat pekerjaan tersebut lebih merangsang dan menantang
tentunya dengan ada intrinsik imbalan serta keseuaian antara orang yang
bersangkutan dengan pekerjaannya akan membuahkan hasil.
b.
Pendekatan individual
terhadap stress
Cara
mengurangi stress
|
Deskripsi
|
Manajemen Waktu
|
Banyak orang yang tidak dapat
melakukan manajemen waktu. Segala sesuatu yang harus mereka selesaikan dalam
hitungan hari atau minggu tidak perlu sampai menjadi di luar perhitungan
kalau mereka dapat melakukan manajemen waktu dengan baik.
|
Latihan Fisik
|
Latihan fisik yang non-kompetitif
seperti aerobik, latihan jalan dan jogging, berenang, bersepeda, telah lama
direkomendasikan oleh para dokter sebagai cara untuk mengatasi berbagai
tingkatan stress yang eksesif.
|
Relaksasi Otot
|
Menggunakan pernapasan yang
lambat serta dalam dan pengurangan ketegangan otot yang sistematis dalam
waktu lima belas atau dua puluh menit sehingga dapat melepaskan ketegangan
dan memberikan perasaan penuh kedaimaian yang indah.
|
Biofeedback
|
Sebuah mesin digunakan untuk melatih
orang mendeteksi ketegangan otot; relaksasi otot selanjutnya digunakan untuk
mengurangi gejala stress ini.
|
Meditasi
|
Respon relaksasi diaktifkan dengan
mengarahkan ulang pemikiran seseorang jauh dari orang itu sendiri; digunakan
suatu prosedur.
|
Restrukturisasi kognitif
|
Pemikiran yang tidak rasional atau
diidentifikasi dan digantikan dengan pemikiran yang rasional dan logis.
|
Kesejahteraan holistik
|
Suatu pendekatan yang luas dan
antardisiplin melebihi sekadar pengurangan stress dengan memberikan nasihat
bahwa orang seharusnya berjuang untuk kesejahteraan pribadi dalam semua aspek
kehidupan mereka.
|
Dukungan sosial
|
Memiliki banyak kawan, keluarga,
atau teman sekerja untuk teman berbicara dapat memberikan jalan keluar ketika
tingkat stress menjadi eksesif. Oleh karena itu, mengembangkan jaringan
dukungan sosial dapat berperan dalam pengurangan ketegangan.
|
2.5 Pengaruh Stres terhadap Prestasi Kerja
Gejala stress yang dikaitkan dengan perilaku
mencakup perubahan dalam produktivitas, absensi dan tingkat keluarnua karyawan
dan juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol,
bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur. Sejumlah riset telah menyelidiki
hubungan antara stress dengan kinerja. Pola gambar yang paling banyak
dipelajari untuk mengidentifikasi hubungan antara stress dengan kinerja yaitu
hubungan U-terbalik seperti gambar dibawah ini :



|



|
|


Logika
yang mendasari U terbalik adalah bahwa tingkat rendah sampai sedang dari stress
merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah
individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, intensif, atau lebih
cepat. Tertapi terlalu banyak stress menaruh tuntutan yang tidak dapat dicapai
atau kendala pada seseorang yang mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah.
Pola U terbalik juga memberikan reaksi terhadap stress sepanjang waktu dan
terhadap perubahan intensitas stress. Hal ini berarti stress tingkat sedang
malahan dapat mempunyai pengaruh yang negative pada kinerja jangka panjang
karena intensitas stress yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu dan
melemahkan sumber daya energinya. Tetapi tingkat sedang stress yang di alami
terus menerus selama waktu yang panjang dapat mengakibatkan kinerja yang lebih
rendah. Mengapa hal tersebut sampai terjadi karena bergantung kepada setiap
jenis tanggung jawab yang dapat merupakan beban bagi sebagian orang. Jenis
tanggung jawab yang berbeda berfungsi sebagai stressor yang berbeda pula.
Semakin besar tanggung jawab yang dipegang maka semakin besar pula tingkat
stress yang dapat di alami.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa
stress merupakan gejala dimana seseorang mendapatkan tekanan dari lingkungannya
yang membuat seseorang tersebut menjadi terbebani. Komponen-komponen stress
yang terdiri dari stimulus, respon dan interaksi merupakan bagian dari gejala
stress itu sendiri. Dengan adaya stimulus atau rangsangan maka seseorang
tersebut akan dapat mengambil respon negative ataupun positif untuk dapat
mengendalikan dirinya dengan beriteraksi pada lingkungannya. Kondisi stress
dapat terjadi didalam suatu organisasi maupun tempat kerja dengan berbagai
macam sumber yang ada. Sehingga jika seseorang berada dalam kondisi stress yang
sedang atau optimal maka seseorang tersebut akan dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik karena adanya dorongan dan motivasi dari dalam
tubuhnya sendiri. Jadi, stress dapat ditanggulangi dengan berbagai macam cara
seperti melakukan gerakan relaksasi otot, meditasi atau kegiatan fisik lainnya
seperti berlari ataupun berenang.
DAFTAR PUSTAKA




0 komentar:
Posting Komentar